Published On: 17 January 2019Categories: Artikel

Suatu ketika saat hari minggu, saya berbelanja ke pasar dekat rumah. Belanja keperluan 3 hari kedepan. Dengan menenteng tas belanjaan, saya susuri jalan lapangan , menyeberang jalan layang dan tak lama tibalah saya di pasar tradisional kebanggaan desa dan kecamatan tempat saya tinggal. Mulailah saya belanja sayur, ikan, bumbu-bumbu dan keperluan dapur lainnya.
Yang menarik, di setiap los belanja selalu penjual dengan ‘baik hati’  memberikan kantong plastik dan tas kresek sebagai bungkus barang yang saya beli. Sesekali saya katakan, “tidak usah dikasih plastik, Yu’. Tapi mereka bilang: ‘Tidak apa-apa, Bu. Sudah disediakan.’ Mungkin mereka berpikir memberikan pelayanan terbaik kepada pembelinya. Bukankah pembeli adalah raja. Setelah semua yang dibutuhkan terbeli, sayapun pulang. Kembali menyusuri jalan yang sama sebagaimana berangkat tadi.
Sampai di rumah, belanjaan dikeluarkan dari tas . Satu hal yang membuat kaget adalah jumlah kantong plastik yang berhasil saya dapatkan dalam sekali belanja dengan durasi waktu sekitar 30 menit. Tidak tanggung-tanggung lebih dari 15 kantung plastik dan 10 kresek. Jumlah plastik yang sedemikian banyak untuk satu kali belanja. Berapa orang yang belanja setiap hari. pada sejumlah pasar di tiap kabupaten/kota, provinsi dan seterusnya. Belum lagi kantung plastik pembungkus produk makanan, deterjen, pakaian  dan lainnya.
Sampah plastik menjadi sampah fenomenal di Indonesia. Indonesia (3,21 juta metrik ton/tahun) sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua setelah Cina ( 8,81 juta metrik/ton). Dilanjutkan Filipina (1,88 juta metrik/ton), Vietnam (1,83 juta metrik ton/ tahun) dan Sri Lanka (1,59 juta metrik ton/tahun ) sumber : Jenna R Jambeck, Universitas Georgia, Amerika tahun 2015.
Plastik adalah salah satu polimer yang terdiri dari rantai panjang atau rangkaian molekul yang lebih kecil yang dikenal sebagai monomer. Monomer adalah struktur molekul polimer yang panjang  dan berulang-ulang. Monomer dapat berupa hidrokarbon, gula, asam amino atau asam lemak. Monomer tersusun dari atom yang biasanya diambil dari bahan alami atau organic dan sering diklasifikasikan sebagai petrokimia. Segala macam monomer dapat dimanfaatkan dalam pembuatan plastik.
Minyak mentah dan gas alam merupakan  sumber pembuat  monomer popular  yang meliputi jenis stirena, vinil klorida,  dan vinil asetat. Polimer dibuat dengan merangkaikan rantai monomer yang dapat dilakukan dengan metode thermosetting dan thermoplastik. Monomer cair memiliki bentuk permanen sehingga produk yang dihasilkan lebih tahan lama.
Plastik juga dapat dibuat dengan  menggunakan  minyak bumi yang ditambahkan karbondioksida (CO2) berupa bahan polypropylene. Melalui tambahan CO2 penggunaan minyak bumi untuk pembuatan plastik bisa dikurangi hingga setengahnya.
Plastik juga dapat dibuat dari jagung. Gula karbohidrat pada jagung dapat digunakan untuk membuat plastik yang bernama polylatide polymer. Plastik dari jagung ini dapat meleleh pada pemanasan 1160C. Demikian halnya jeruk, dapat dibuat menjadi plastik.
Bahaya plastik bagi kesehatan
Bila plastik sampai terurai dalam tubuh manusia akan membahayakan kesehatan, bahkan bisa memicu adanya kanker. Plastik dapat mengalami penguraian menjadi dioksin. Dioksin yang terhirup manusia bahkan dapat merangsang sistem saraf sehingga menimbulkan kerusakan. Kerusakan sistem saraf akan berimbas pada kinerja organ dalam yang lain.
Paparan senyawa dari plastik pada proses pembakaran yang tidak sempurna bahkan dapat menyebabkan depresi. Kemasan plastik yang dipakai untuk membungkus makanan atau minuman panas dapat menimbulkan pembekakan hati karena plastik yang sifatnya  bisa didaur ulang. Zat karsinogenik yang keluar dari kantong plastik/botol plastik yang kena panas  juga dapat menyebabkan peradangan paru-paru.
Bahaya plastik bagi lingkungan
Plastik juga sangat membahayakan lingkungan. Kemampuan terurai plastik begitu lama. Kita lihat betapa lamanya sampah plastik terurai.

Melihat waktu yang sangat lama dibutuhkan oleh plastik untuk terurai, apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan lingkungan. Setidaknya mengurangi penggunaan botol air mineral, membawa kantung belanja saat ke pasar, membawa wadah makanan sendiri, pakai saputangan untuk mengurangi penggunaan tissue. Banyak hal kecil yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan kita dari sampah. Yuk kurangi sampah di lingkungan kita.
*) Dr. Alif Nurhidayati, M.Pd. Widyaiswara LPMP Jawa Tengah.
Ilustrasi gambar: https://www.dw.com/id/paus-sperma-mati-akibat-makan-sampah-plastik/av-46389659