Published On: 11 July 2024Categories: Berita, Headline

Coaching Clinic Sekolah Inti Transformatif Angkatan VII di BBPMP Jawa Tengah

Kota Semarang – – BBPMP Jawa Tengah menggelar Coaching Clinic Sekolah Inti Transformatif Angkatan VII. Pembukaan  dilaksanakan (9/7/2024) di Aula Utama Soekarno dan pelaksanaan selama 4 hari mulai tanggal 9 – 12 Juli 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai peserta dari kalangan kepala sekolah, guru, dan pengawas sekolah.

Dr. Nugraheni Triastuti, SE,.M.Si., membuka acara dalam sambutannya, beliau mengingatkan pentingnya visi pendidikan Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui profil pelajar Pancasila. Menurutnya, indikator utama dari profil pelajar Pancasila mencakup beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bernalar kritis, kreatif, mandiri, gotong-royong, serta berkebhinekaan global.

Bahwa untuk mencapai visi tersebut, Dr. Nugraheni menjelaskan bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar dengan 26 episode, di mana 14 episode berhubungan langsung dengan tugas dan peran guru. Ia menekankan pentingnya pemahaman yang utuh terhadap episode-episode tersebut agar bisa diimplementasikan secara efektif di sekolah masing-masing.

Beliau juga menyampaikan bahwa berbagai episode kebijakan Merdeka Belajar telah dirangkai menjadi sebuah alur cerita yang mudah dipahami. Diawali dengan Asesmen Nasional yang masuk dalam episode pertama hingga Rapor Pendidikan di episode 19, kebijakan ini diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas dalam mengidentifikasi permasalahan dan solusi di sekolah.

Tantangan dan Solusi dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Dalam sambutannya, Dr. Nugraheni juga membahas tentang pentingnya pemanfaatan platform ARKAS dan SIPLah untuk memudahkan tugas-tugas administratif, sehingga guru dapat lebih fokus pada pembelajaran. Menurutnya, penggunaan platform-platform tersebut diharapkan dapat membantu sekolah dalam menyusun perencanaan anggaran dan pelaporan keuangan secara lebih efisien.

Dr. Nugraheni menyoroti bahwa masa transisi ini memang memerlukan proses pembelajaran, tetapi beliau optimis bahwa dengan bantuan platform digital, permasalahan administratif dapat terselesaikan dengan lebih baik. Dengan demikian, guru dapat lebih fokus pada tugas-tugas substantif yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengembangan karakter siswa.

Penguatan Kompetensi Literasi dan Numerasi

Beliau juga menekankan pentingnya kompetensi literasi dan numerasi sebagai fondasi dasar bagi peserta didik. Kemampuan ini tidak hanya relevan untuk pelajaran tertentu, tetapi juga esensial untuk semua bidang studi. Dr. Nugraheni menekankan bahwa perhatian utama Kementerian adalah meningkatkan kompetensi ini, mengingat hasil survei internasional seperti PISA menunjukkan masih adanya kekurangan yang perlu diatasi.

Menurutnya, selain literasi dan numerasi, karakter peserta didik juga menjadi fokus penting. Oleh karena itu, berbagai solusi yang ditawarkan oleh Kementerian, seperti implementasi Kurikulum Merdeka, diharapkan dapat mendukung peningkatan kompetensi dan karakter siswa.

Senentara itu Agus Wijatmoko, M.Pd., selaku ketua panitia penyelenggara, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran semua pihak yang berpartisipasi dalam Coaching Clinic ini. Dalam laporannya, ia menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar dan transformasi pembelajaran.

Menurut Agus Wijatmoko, kebijakan Merdeka Belajar bertujuan untuk menguatkan satuan pendidikan dalam mengimplementasikan transformasi pembelajaran, terutama dalam konteks pemulihan pembelajaran pasca pandemi COVID-19. Ia menyoroti pentingnya penggunaan data dari Rapor Pendidikan sebagai dasar dalam penyusunan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) melalui aplikasi ARKAS.

Agus Wijatmoko juga menekankan bahwa Coaching Clinic ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan implementasi tentang Asesmen Nasional, Rapor Pendidikan, serta kurikulum Merdeka. Ia berharap bahwa melalui kegiatan ini, peserta dapat lebih memahami dan mengaplikasikan kebijakan-kebijakan tersebut di sekolah masing-masing, serta mampu menyebarkan pengetahuan yang diperoleh kepada sekolah-sekolah lain.

Di akhir laporannya, Agus Wijatmoko menyampaikan bahwa kegiatan ini melibatkan 264 peserta dari berbagai jenjang pendidikan di Jawa Tengah, dan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan mutu pendidikan di provinsi ini. Beliau juga berharap bahwa seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan dengan penuh semangat dan memperoleh manfaat yang besar dari Coaching Clinic ini.

Dr. Nugraheni menutup sambutannya dengan harapan bahwa Coaching Clinic ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang kebijakan Merdeka Belajar. Beliau berharap kegiatan ini dapat diimplementasikan dengan baik di sekolah-sekolah peserta dan memberikan dampak positif bagi pendidikan di Jawa Tengah. Dengan demikian, visi pendidikan Indonesia yang berfokus pada pembentukan profil pelajar Pancasila dapat terwujud dengan nyata.