Oleh: Dr. Mampuono, M.Kom.
(Widyaparada BBPMP Jateng, Strategi Tali Bambuapus Giri)
Apa itu ChatGPT?
ChatGPT singkatan dari “Chat Generative Pre-trained Transformer“, yaitu program komputer berbasis teks yang sangat canggih dan telah dibangun dengan menggunakan teknologi terbaru dalam bidang NLP. NLP (Natural Language Processing) atau Pengolahan Bahasa Alami adalah sebuah cabang ilmu komputer dan kecerdasan buatan yang berfokus pada interaksi antara manusia dengan mesin menggunakan bahasa manusia. Tujuannya adalah untuk membuat komputer atau mesin dapat memahami, menganalisis, memproses, dan memproduksi bahasa manusia dengan cara yang mirip dengan cara manusia melakukannya.
NLP melibatkan pemrosesan bahasa yang sangat kompleks seperti sintaksis, semantik, dan pragmatik. Sintaksis mengacu pada aturan-aturan tata bahasa yang digunakan untuk mengonstruksi kalimat. Semantik melibatkan pemahaman makna dari kata dan frasa dalam kalimat, sedangkan pragmatik melibatkan pemahaman konteks dan tujuan dari sebuah percakapan.
Penerapan NLP sangat luas, seperti pada sistem chatbot, terjemahan bahasa, analisis sentimen, klasifikasi teks, ekstraksi informasi, pengenalan suara, dan banyak lagi. NLP juga digunakan dalam pengolahan bahasa manusia secara umum seperti pada pemrosesan dokumen, penelitian, dan juga bidang pendidikan.
Dalam pengembangannya, NLP menggunakan berbagai teknik seperti analisis statistik, machine learning, deep learning, dan juga neural network. Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan dalam teknologi komputasi telah memungkinkan pengembangan model NLP yang lebih kompleks dan akurat, sehingga semakin banyak aplikasi yang dapat menggunakan NLP sebagai bagian dari teknologinya.
Khusus untuk ChatGPT dalam pengembangannya didasarkan pada arsitektur GPT-3.5 yang merupakan salah satu model bahasa generatif terdalam yang pernah dibuat. Model ini terdiri dari lebih dari 175 miliar parameter dan membutuhkan sumber daya komputasi yang sangat besar untuk melakukan pelatihan.
Dalam penggunaannya, ChatGPT banyak dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi seperti chatbot, asisten virtual, atau bahkan sebagai alat bantu dalam penelitian dan pengembangan. ChatGPT dapat memahami konteks sebuah percakapan dan memberikan respons yang realistis, sehingga dapat memberikan pengalaman yang mirip dengan berbicara dengan manusia asli.
Sejarah ChatGPT
ChatGPT dikembangkan oleh OpenAI, perusahaan riset kecerdasan buatan yang berbasis di San Francisco, California, Amerika Serikat, pada tahun 2020 dan diperkenalkan secara resmi kepada publik pada tahun 2021.
ChatGPT dikembangkan berdasarkan model bahasa generatif terdalam sebelumnya, yaitu GPT-3. Meskipun GPT-3 sangat canggih dalam memahami bahasa manusia, namun membutuhkan sumber daya komputasi yang sangat besar untuk melakukan pelatihan. Oleh karena itu, pengembangan ChatGPT dimulai dengan mempertimbangkan cara untuk membuat model tersebut lebih hemat sumber daya, sehingga dapat diakses melalui berbagai platform seperti website dan aplikasi.
ChatGPT dikembangkan lebih lanjut dengan dirancang menggunakan teknologi transformer yang telah dikembangkan sebelumnya dan ditingkatkan performanya melalui pengembangan teknik-teknik baru yang lebih efisien dan hemat sumber daya. Hal ini memungkinkan ChatGPT untuk dapat menghasilkan respons yang realistis dengan mempertimbangkan konteks sebuah percakapan, sehingga dapat memberikan pengalaman yang mirip dengan berbicara dengan manusia asli.
Teknologi Transformer merupakan sebuah metode dalam pengolahan bahasa alami (NLP) yang dikembangkan oleh Google pada tahun 2017. Transformer adalah sebuah arsitektur neural network yang sangat canggih dan efektif dalam menghasilkan model bahasa alami generatif. Teknologi ini telah banyak digunakan pada beberapa aplikasi NLP, termasuk ChatGPT yang dikembangkan oleh OpenAI.
Dalam pendekatan transformer, model dipelajari untuk memahami dan memproses bahasa alami melalui beberapa lapisan (layer) dan dilatih dengan menggunakan teknik-teknik seperti backpropagation dan gradient descent untuk meningkatkan kemampuan prediksi dan generalisasi dari model tersebut. Pendekatan ini telah terbukti sangat efektif dalam menghasilkan model-model NLP yang sangat canggih dan realistis, termasuk dalam pengembangan ChatGPT yang mampu meniru cara manusia berbicara dan memberikan respons yang realistis dalam sebuah percakapan.
ChatGPT dapat digunakan dalam berbagai aplikasi seperti chatbot, asisten virtual, atau bahkan sebagai alat bantu dalam penelitian dan pengembangan. Penggunaannya yang mudah dan fleksibel menjadikan ChatGPT sangat populer dan banyak diminati oleh berbagai kalangan. Selain itu, OpenAI juga mengembangkan layanan API untuk ChatGPT yang memungkinkan pengguna untuk mengakses model ini dengan mudah melalui berbagai platform.
ChatGPT berhasil menghasilkan sebuah inovasi teknologi terbaru yang sangat canggih dalam bidang NLP. Dengan menggabungkan teknologi transformer dan pengembangan teknik-teknik baru yang efisien dan hemat sumber daya, ChatGPT pada akhirnya berhasil menghadirkan sebuah model bahasa generatif yang dapat memberikan respons yang realistis dan sangat mirip dengan berbicara dengan manusia asli.
Kelebihan ChatGPT
ChatGPT adalah sebuah program komputer yang memiliki banyak fitur yang sangat canggih dan bermanfaat bagi pengguna. Salah satu fitur utamanya adalah kemampuan untuk memahami dan merespons pertanyaan dan percakapan dengan sangat baik. Dengan menggunakan teknologi Natural Language Processing (NLP), ChatGPT dapat memproses bahasa alami dan menghasilkan respons yang sangat mirip dengan cara manusia berbicara. Fitur lainnya yang sangat berguna adalah kemampuan untuk mengenali emosi dalam bahasa alami. Hal ini memungkinkan ChatGPT untuk memberikan respons yang lebih sensitif terhadap emosi pengguna dan meningkatkan kualitas interaksi.
Selain itu, ChatGPT juga dilengkapi dengan kemampuan untuk menghasilkan teks dengan gaya tertentu, sehingga dapat diadaptasi pada berbagai situasi dan konteks tertentu. ChatGPT juga memiliki kemampuan untuk menerjemahkan bahasa, sehingga sangat berguna dalam berbagai aplikasi seperti penerjemah online dan aplikasi pengajaran bahasa asing. Kemampuan lainnya adalah ChatGPT dapat mengidentifikasi informasi penting dalam teks, seperti nama, tanggal, waktu, dan lain-lain, sehingga memudahkan pengguna dalam melakukan tugas-tugas tertentu seperti membuat jadwal atau menambahkan kontak.
Fitur lainnya yang sangat berguna adalah kemampuan ChatGPT untuk melakukan pengecekan tata bahasa dan ejaan dalam teks. Hal ini sangat berguna dalam aplikasi seperti editor teks dan aplikasi penulisan, sehingga pengguna dapat memperbaiki kesalahan tata bahasa dan ejaan secara otomatis. ChatGPT juga memiliki kemampuan untuk menyediakan rekomendasi dan saran berdasarkan teks yang telah dimasukkan. Misalnya, ChatGPT dapat memberikan saran dalam penulisan esai, memberikan rekomendasi dalam pencarian informasi, dan lain-lain. Dengan menggunakan ChatGPT, pengguna juga dapat melakukan tugas-tugas yang berulang secara otomatis, seperti membalas email atau pesan, memproses pesanan, dan lain-lain, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga.
Fitur berikutnya yang tak kalah pentingnya dari ChatGPT adalah kemampuan untuk menyesuaikan respons berdasarkan pengguna. Hal ini sangat penting untuk memberikan respons yang lebih relevan dan terpersonalisasi pada setiap pengguna. ChatGPT dapat menyesuaikan gaya bahasa dan bahasa yang digunakan, sehingga memberikan pengalaman interaksi yang lebih manusiawi. Dengan fitur-fitur yang sangat canggih dan bermanfaat ini, ChatGPT menjadi sebuah program komputer yang sangat berguna dan bermanfaat bagi banyak orang dalam berbagai aplikasi.
Kekurangan ChatGPT
ChatGPT adalah salah satu teknologi kecerdasan buatan yang dapat digunakan untuk menghasilkan teks atau percakapan dalam bahasa alami. Teknologi ini memanfaatkan algoritma deep learning dan mempelajari pola dari data yang tersedia dalam rangka menghasilkan teks yang mirip dengan manusia. Namun, meskipun kemampuan ChatGPT sudah sangat baik, masih terdapat kekurangan yang perlu diperhatikan.
Salah satu kekurangan dari ChatGPT adalah kemampuannya yang belum sepenuhnya dapat meniru kemampuan manusia dalam berbahasa dan memahami konteks yang kompleks. Dalam hal ini, ChatGPT masih sering menghasilkan teks yang kurang bermakna atau tidak cocok dengan konteks yang dimaksudkan. Selain itu, ChatGPT juga masih perlu pengembangan lebih lanjut agar dapat mengenali dan menghindari bias yang terkadang terdapat dalam data yang digunakan dalam pelatihan. Hal ini penting untuk menghindari teks yang tidak akurat atau bersifat diskriminatif.
Kekurangan lainnya dari ChatGPT adalah kemampuan untuk memprediksi konteks yang lebih luas. Meskipun ChatGPT sangat canggih dalam memahami konteks dalam percakapan, tetapi masih terbatas pada konteks percakapan yang terkait dengan topik yang dibahas. Sehingga, meskipun dapat memberikan jawaban yang tepat dalam konteks yang terbatas, ChatGPT masih sulit untuk mengikuti percakapan yang lebih luas atau konteks yang tidak terkait.
Kekurangan berikutnya dari ChatGPT adalah penggunaan bahasa yang tidak selalu baku dan terkadang mengandung kesalahan gramatikal. Meskipun ChatGPT terus ditingkatkan, teknologi ini masih perlu perbaikan agar dapat menghasilkan teks yang lebih berkualitas dan sesuai dengan kaidah bahasa yang benar.
Kekurangan berikutnya lagi dari ChatGPT adalah kemampuan untuk menyebarkan konten yang salah atau menyesatkan dan terkesan ChatGPT mengalami halusinasi. Meskipun ChatGPT tidak sengaja menyebarkan informasi yang salah, namun kemampuan untuk memahami konteks atau informasi yang tidak valid masih sulit bagi ChatGPT. Oleh karena itu, ChatGPT harus diawasi secara ketat agar tidak menyebarkan informasi yang salah atau menyesatkan.
Halusinasi pada ChatGPT terjadi kemungkinan karena pengaruh dari bias pada data yang digunakan. ChatGPT didasarkan pada data percakapan manusia yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Oleh karena itu, jika data yang digunakan tidak representatif atau tidak cukup lengkap, maka ChatGPT dapat terpengaruh oleh bias yang ada pada data tersebut. Hal ini dapat menyebabkan ChatGPT memberikan jawaban atau informasi yang tidak akurat atau tidak adil.
Oleh karena itu, penggunaan ChatGPT perlu dipertimbangkan dengan baik terlebih dahulu, terutama dalam kasus-kasus yang membutuhkan keakuratan dan ketepatan bahasa. ChatGPT dapat memberikan bantuan dalam menghasilkan teks dengan cepat dan efisien, namun tetap diperlukan pengawasan dan evaluasi untuk memastikan keakuratan dan kualitas dari teks yang dihasilkan.
Dampak Negatif ChatGPT
ChatGPT telah membawa banyak manfaat bagi penggunanya, namun penggunaan teknologi ini juga menyebabkan beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan. Salah satu dampak negatif adalah penyebaran konten yang tidak etis atau berbahaya, seperti pemalsuan dokumen atau penipuan online, yang dapat merugikan orang lain. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dan regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa ChatGPT tidak disalahgunakan untuk tujuan yang merugikan.
Selain itu, penggunaan teknologi canggih seperti ChatGPT juga dapat meningkatkan kesenjangan digital antara mereka yang memiliki akses dan keahlian dalam teknologi dan mereka yang tidak. Hal ini dapat mengakibatkan ketidaksetaraan dalam lapangan kerja dan kesempatan ekonomi, yang berpotensi memperburuk kesenjangan sosial.
Kemampuan ChatGPT untuk meniru cara manusia berbicara dan merespons juga membuat beberapa orang khawatir tentang dampak jangka panjang dari teknologi kecerdasan buatan. Ada kekhawatiran bahwa AI yang cerdas seperti ChatGPT dapat mengancam pekerjaan manusia dan menggantikan interaksi manusia yang sebenarnya.
Selain itu, penggunaan ChatGPT juga dapat menyebarkan informasi palsu atau hoaks dengan mudah dan cepat, yang dapat merugikan orang lain dan menimbulkan ketidakpercayaan pada informasi yang sebenarnya. Selain itu, penggunaan teknologi ini juga dapat mengancam privasi dan keamanan data pribadi pengguna.
Dampak negatif lainnya dari penggunaan ChatGPT adalah ketergantungan pada teknologi dan penggantian tenaga kerja manusia. Dalam beberapa industri, ChatGPT dapat digunakan untuk menggantikan pekerjaan manusia yang lebih sederhana dan berulang, yang dapat menyebabkan kehilangan lapangan kerja dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran moral, regulasi yang ketat, dan pengawasan yang memadai untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat dari penggunaan ChatGPT.
ChatGPT itu Musibah ataukah Berkah?
Kehadiran ChatGPT boleh dikatakan sebagai pedang bermata dua. Yang penting untuk dipahami adalah bahwa sifat ChatGPT sebagai berkah atau musibah tidaklah pasti, tergantung dari sudut pandang yang kita miliki dan bagaimana menyikapinya. Meskipun terdapat beberapa dampak negatif yang perlu diwaspadai, namun dengan cara bijak, kehadiran ChatGPT dapat dimanfaatkan sebagai sebuah keberhasilan teknologi yang luar biasa.
Sebagai contoh, ChatGPT dapat membantu mempercepat inovasi dan penemuan baru dalam bidang-bidang seperti kedokteran, teknologi, pendidikan, seni, penelitian, bisnis, dan banyak lagi. Kemampuan ChatGPT untuk menganalisis data secara cepat dan menghasilkan prediksi yang akurat dapat membantu mempercepat proses pengambilan keputusan yang sulit dan menghasilkan hasil yang lebih efektif.
Selain itu, ChatGPT dapat membantu meningkatkan akses ke informasi dan layanan yang lebih baik, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau geografis. ChatGPT juga dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan bahasa dan keterampilan digital, membantu meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi kesenjangan digital.
Namun, untuk memaksimalkan manfaat ChatGPT, diperlukan sikap bijak dalam mengelola dan memanfaatkannya. Penting untuk memperhatikan dampak negatif yang mungkin timbul, seperti pelanggaran privasi, penyebaran konten yang tidak etis, dan penggantian tenaga kerja manusia atau “penjajahan” terhadap manusia oleh AI. Regulasi yang ketat, pengawasan yang menyeluruh, dan etika digital yang baik sangat penting untuk memastikan kehadiran ChatGPT tidak disalahgunakan atau merugikan orang lain.
Sikap bijak manusia juga dapat membantu mengubah dampak negatif menjadi sesuatu yang positif. Misalnya, dengan mengembangkan teknologi yang lebih aman dan terpercaya, atau dengan menciptakan lapangan kerja baru yang mengoptimalkan kecerdasan buatan sebagai alat bantu bagi manusia.
Oleh karena itu, sekali lagi kehadiran ChatGPT dapat dianggap sebagai sebuah berkah atau musibah tergantung pada bagaimana kita menyikapinya. Namun, dengan sikap bijak dan tindakan yang tepat, kita dapat memaksimalkan manfaat yang dihasilkan dan meminimalkan dampak negatifnya, sehingga dapat memberikan keuntungan yang nyata bagi kehidupan manusia.
***
(Penulis, Dr. Mampuono, M. Kom. adalah widyaprada BBPMP Jawa Tengah, Ketum PTIC, Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas, dan penggerak literasi dengan Strategi Tali Bambuapus Giri atau implementasi literasi produktif bersama dalam pembuatan pustaka digital mandiri berbasis AI dengan memberdayakan metode Menemu Baling atau menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga.)
SUMBER BACAAN
- AlAfnan, M. A., Dishari, S., Jovic, M., & Lomidze, K. (2023). ChatGPT as an Educational Tool: Opportunities, Challenges, and Recommendations for Communication, Business Writing, and Composition Courses. Journal of Artificial Intelligence and Technology.
- Ali, J. K. M., Shamsan, M. A. A., Hezam, T. A., & Mohammed, A. A. (2023). Impact of ChatGPT on Learning Motivation: Teachers and Students’ Voices. , (1), 41-49.
- Chu, H., & Liu, S. (2023). Can AI tell good stories? Narrative Transportation and Persuasion with ChatGPT.
- Crawford, J., Cowling, M., & Allen, K. A. (2023). Leadership is needed for ethical ChatGPT: Character, assessment, and learning using artificial intelligence (AI). , (3), 02.
- Doshi, R. H., Bajaj, S. S., & Krumholz, H. M. (2023). ChatGPT: temptations of progress. , 1-3.
- Dwivedi, Y. K., Kshetri, N., Hughes, L., Slade, E. L., Jeyaraj, A., Kar, A. K., … & Wright, R. (2023). “So what if ChatGPT wrote it?” Multidisciplinary perspectives on opportunities, challenges and implications of generative conversational AI for research, practice and policy. , , 102642.
- Kasneci, E., Seßler, K., Küchemann, S., Bannert, M., Dementieva, D., Fischer, F., … & Kasneci, G. (2023). ChatGPT for good? On opportunities and challenges of large language models for education. , , 102274.
- Lund, B. D., & Wang, T. (2023). Chatting about ChatGPT: how may AI and GPT impact academia and libraries?. Library Hi Tech News.
- Rivas, P., & Zhao, L. (2023). Marketing with ChatGPT: Navigating the Ethical Terrain of GPT-Based Chatbot Technology. , (2), 375-384.
- Tlili, A., Shehata, B., Adarkwah, M. A., Bozkurt, A., Hickey, D. T., Huang, R., & Agyemang, B. (2023). What if the devil is my guardian angel: ChatGPT as a case study of using chatbots in education. , (1), 15.
- Wang, F. Y., Li, J., Qin, R., Zhu, J., Mo, H., & Hu, B. (2023). ChatGPT for Computational Social Systems: From Conversational Applications to Human-Oriented Operating Systems. , (2), 414-425.