Keterangan Foto: Kepala BBPMP Jateng, Nugraheni Triastuti, SE,.M.Si saat memberikan materi, Dr. Luziah F. Saidi, S.Pd., M.Pd. Widyaprada Utama, Darmadi, M.Pd, Kepala BBGP dan Dr. Dian Fajarwati, M.Pd. pada saat pembukaan Rakor Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak Angkatan 3 di Hotel Lor in Solo hari Senin (15/3/2023).
Surakarta – – Bahwasanya rapor pendidikan yang ada di satuan pendidikan ini di agregasi dikumpulkan menjadi rapornya pemerintah daerah, jadi ketika sekolah ini melakukan atau memperbaiki kinerjanya. Ternyata berdampak pada capaian rapornya pemerintah daerah dan capaian rapor pemerintah daerah ini diukur ternyata sambung dengan Permendagri nomor 59 tahun 2021 tentang penerapan Standar Pelayanan Minimal di bidang pendidikan”. Kata Nugraheni saat memberikan materi kepada para peserta Rapat Koordinasi pelaksanaan program sekolah penggerak (PSP) Angkatan 3
Perencanaan Berbasis Data (PBD), tegas Nugrahani, tadi tidak hanya dilakukan oleh satuan pendidikan tetapi juga dilakukan oleh Pemerintah Daerah, tentu saja yang memegang di pendidikan adalah Dinas Pendidikan tetapi dalam implementasinya dinas pendidikan tidak bisa sendirian karena di sana ada Bappeda ada DPRD ada Bupati ada Walikota yang turut serta mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang ada di pemerintah daerah.
“Oleh karenanya di dalam Perencanaan Berbasis Data (PBD) tadi paling tidak terdapat tiga langkah sederhana yang bisa dilakukan oleh satuan pendidikan maupun Dinas Pendidikan dalam implementasinya”. Tegasnya kepada peserta.
3 langkah sederhana, kata Nugeraheni, itu adalah yang pertama adalah identifikasi, Bapak dan Ibu mersani rapor pendidikan sekolah bapak dan ibu fasilitator sekolah penggerak tolong didampingi kepala sekolah ketika ia semuanya tidak ada yang merah maka akan memudahkan dalam melaksanakan identifikasi. Kemudian yang kedua langkahnya adalah melakukan refleksi dari mengidentifikasi rapor pendidikan ada yang merah-merah tadi kemudian cari akar permasalahannya ada di mana ini merupakan langkah refleksi di dalam rapor pendidikan nanti sudah dituntun bapak ibu untuk bisa mengetahui akar masalah ini berasal dari mana.
“Ketika akar masalahnya itu sudah diketemukan, langkah yang ketiga adalah benahi akar permasalahan tadi jadikan prioritas kegiatan yang dilakukan atau dianggarkan oleh sekolah”. Tegasnya lagi
Mohon bantuan dari bapak dan ibu para fasilitator sekolah penggerak, nanti dibantu kepala sekolah untuk melakukan identifikasi melihat rapor pendidikannya, refleksi melihat akar masalahnya, benahi agar masalahnya tadi jadikan kegiatan rencana kegiatan dan itu masukkan di dalam aplikasi Arkas.
“Oleh karenanya nanti ketika Rapor Pendidikannya bisa dibuka isinya seperti ini, cara pertama identifikasi buka Rapor Pendidikan, di sana ada indikator lihat yang warnanya merah di tinggal beresi indikator yang warnanya merah kemudian dari warna merah-merah tadi, di lihat lagi yang angkanya turun warnanya merah kemudian dibandingkan tahun lalu itu turun, nah itu menjadi prioritas sudah warnanya merah dibandingkan tahun lalu turun, nah itu menjadi prioritas utama untuk dicari akar masalahnya”. Terangnya.
Kemudian langkah yang kedua ini adalah mencari akar masalah ketika mencari akar masalah nanti juga sama, diklik nanti yang berwarna merah itu warnanya juga merah dari beberapa akar masalah itu yang merah yang mana dan indikatornya turun dibandingkan tahun lalu itu yang menjadi benar-benar akar masalah yang sesungguhnya yang nanti menjadi program kegiatan dibenahi.
“Langkah yang ketiga langkah benahinya nanti tinggal mengambil dari akar masalah di situ di situ sudah disediakan pula ibu dan bapak kegiatan-kegiatan apa saja yang menginspirasi satuan pendidikan untuk bisa melakukan berbagai kegiatan menyelesaikan, agar masalah sudah dibuat yang sangat sederhana mudah dipahami”. Terangnya lagi.
Transformasi pertama tadi dilakukan melalui perencanaan berbasis data, ketika sekolah penggerak sudah melakukan perencanaan berbasis data: identifikasi, refleksi, benahi maka diharapkan program sekolah penggerak ini bergerak meningkat satu dua tahapan lebih maju tidak hanya satu tahapan saja tapi satu atau dua tahapan lebih maju dari yang saat ini kondisinya ada di sekolah penggerak.
“Hal ini bisa terjadi jika support kepada sekolah penggerak tentunya dan dikomunikasikan kepada pemerintah daerah melalui PMO, sehingga apa yang dilakukan sekolah tadi berdampak pada Standar Pelayanan Minimal (SP) pemerintah daerah di tingkat Kabupaten/Kota ada 15 indikator. Ujarnya.
Dari 15 indikator 11 indikator itu dihasilkan dari sekolah maka sekolah ini memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap capaian standar pelayanan minimal bidang pendidikan di Kabupaten/Kota karena dari 15 indikator 11 itu merupakan kontribusi dari satuan pendidikan yang diukur dari capaian literasi, numerasi kemudian iklim keamanan sekolah iklim kebhinekaan dan iklim inklusivitas dari jenjang SD danSMP.
“Sehingga totalnya seperti ini dan ini data real yang saat ini ada Bapak Ibu di 35 kabupaten kota di provinsi Jawa Tengah dari 15 indikator 35 kabupaten kota kondisinya seperti ini indikator pertama 35 kabupaten kota 20 diantaranya naik 15 diantaranya turun 20 kabupaten kota mana saja nanti bapak dan ibu persani di rapor pendidikan Kabupaten/Kota begitu pula seterusnya sampai indikator yang ke-15. jadi ada tiga indikator aps 7 sampai dengan 15 tahun kemudian PAUD akreditasi minimal B dan pendidik PAUD yang memiliki kualifikasi S1 atau D4 ini yang turun dari tahun lalu di provinsi Jawa Tengah”. Ujarnya lagi.
Oleh karenanya ketika kinerja satuan pendidikan ini meningkat maka berdampak pada rapornya Pemerintah Daerah yang diukur dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) oleh karenanya melalui kegiatan program sekolah penggerak ini diharapkan menjadi katalisator mempercepat capaian visi pendidikan yang diukur dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan.
“Karenanya kami berharap program sekolah penggerak ini semuanya berhasil ciri-cirinya 4 indikator tadi bisa kita lihat secara bersama-sama progresnya dari waktu ke waktu melalui Rakor ini harapan besar kami kepada bapak dan ibu fasilitator sekolah penggerak koordinator fasilitator sekolah penggerak penanggung jawab program sekolah penggerak yang ada di Kabupaten/Kota mari kita sama-sama membantu sekolah penggerak agar bisa mencapai gambaran akhir sebagaimana tadi yang kami sampaikan”. Pungkasnya.
Penulis: Syaifulloh/Editor: Tartib S dan Yeni E