Keterangan Foto: Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, SH. Kepala Dindikbud, Darmanto, S. Pd, MM, Kepala BPMP Provinsi Jateng, Nugraheni Triastuti, SE,.M.Si dan rombongannya saat audiensi di Ruang Merbabu Kantor Bupati Boyolali.
Boyolali – – Diiringi cuaca mendung yang membiru di Kabupaten Boyolali, rombongan BBPMP Provinsi Jateng, pada hari Kamis (16/2/23) jam 09.00 menuju Ruang Merbabu Kantor Bupati Boyolali untuk melakukan audiensi dengan Bupati Boyolali. Terlihat dari kejauhan gedung Bupati yang berdiri kokoh dan menjulang tinggi dengan tiang penyangga besar semakin menunjukkan kegagahannya. Para pegawai dengan balutan pakaian adat daerah Nusantara, menunjukkan arti berkebhinekaan dalam lingkup kerja yang menjadi spirit perbedaan dalam kesatuan.
Kepala BBPMP Provinsi Jateng, Nugraheni Triastuti dan rombongan didampingi oleh Kadinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Darmanto, bersama Sekdin, Waskitho, melangkahkan kaki bersama menuju Ruang Merbabu dalam rangka audiensi kepada Bupati Boyolali terkait kebijakan Kemendikbudristek pada Program Sekolah Penggerak, Implementasi Kurikulum Merdeka, Perencanaan Berbasis Data, Rapor Pendidikan dan sosialisasi 40 Kegiatan program Pauddasmen.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali; Darmanto dalam sambutan pengantarnya melaporkan kepada Bupati Boyolali bahwa Program Sekolah Penggerak masuk pada tahap 2 dan saat ini telah berjalan dengan didampingi oleh BBPMP dan BBGP, IKM dan Rapor Pendidikan juga telah berjalan dengan baik.
“Implementasi Kurikulum Merdeka telah berjalan dengan baik, hal ini bisa dilihat dari capaian penyelesaian topik di PMM terus mengalami kemajuan, sekolah juga telah download rapor pendidikan dan rekomendasinya sebagai bahan dalam perencanaan berbasis data. Disdikbud telah mengadakan pendampingan kepada satuan pendidikan melalui pengawas sekolah untuk implementasi kurikulum merdeka dan perencanaan berbasis data. Kami mohon kepada Pak Bupati untuk memberikan arahan dan kebijakan terkait program-program yang telah kami lakukan ini”. Tegasnya.
Kepala BBPMP Provinsi Jateng, Nugraheni Triastuti menyampaikan bahwa BBPMP adalah unit pelaksana teknis Pauddasmen kemendikbudristek dalam mengawal kebijakan terimplementasi di Pemda dan satuan pendidikan, melakukan pendampingan konsultatif dan asimetris, memastikan visi pendidikan Indonesia tercapai.
“Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, bergotong-royong, dan berkebhinekaan global Indonesia. Inilah visi Pendidikan Indonesia”. Tegasnya.
Nugraheni menambahkan bahwa Rapor Pendidikan memberikan informasi tentang hasil evaluasi pendidikan berupa Asesmen Nasional bersama sumber data lainnya. Sehingga satuan pendidikan dan pemerintah daerah dapat membuat perencanaan kebijakan dan program pendidikan secara lebih terarah, dalam upaya mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang berkualitas.
“Bahwa ada Lima profil yang dapat dilihat pada rapor Pendidikan: kompetensi literasi (A1), kompetensi numerasi (A2), indeks karakter (A3), iklim keamanan dan iklim kebinekaan. Untuk Kabupaten Boyolali pada jenjang SD-SMP Kompetensi literasi (A1) mencapai kompetensi minimum, sedangkan kompetensi numerasi (A2) Kompetensi numerasi untuk jenjang SD dan SMP di Kabupaten Boyolali masuk dalam kategori dibawah kompetensi minimum. Ini yang perlu mendapatkan perhatian dari Disdikbud dan Pemkab Boyolali agar setiap tahun bisa meningkat nilai literasi dan numerasi”. Tegasnya lagi.
Terkait dengan Program Pauddasmen Kemendikbudristek yang harus dilaksanakan pada tahun 2023, Nugrahaeni menambahkan bahwa ada sekitar 40 kegiatan yang harus dikolaborasikan pemangku kepentingan pendidikan di daerah, seperti yang dipresentasikan tadi. Semua itu digunakan untuk mendukung daerah dalam mencapai peningkatan mutu pendidikan.
“Perlu dikawal bersama antar pemangku kepentingan pendidikan baik dari dinas pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, BKD, BPSDM, Komisi 4 DPRD, Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, satuan pendidikan dan anggaran yang tertera dalam RKAD yang mencakup 40 Sub Kegiatan yang semuanya mengacu pada SPM bidang pendidikan di Kabupaten Boyolali. Semoga dengan audiensi ini bisa memberikan gambaran yang utuh tentang kondisi dan capaian pendidikan sebagai bahan peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Boyolali”. Harapnya.
Bupati Boyolali, M. Said Hidayat dalam arahannya menyampaikan bahwa Kabupaten Boyolali memiliki slogan metal yaitu; “Semangat Boyolali Metal”, Melangkah Bersama, Menata Bersama, Penuh Totalitas Terus Tingkatkan Mutu Pendidikan. Ini juga mengandung semangat gotong royong bersama seluruh masyarakat demi kemajuan bersama.
“Dengan bergotong royong semua kegiatan akan mudah tercapai berkat kerja kolaborasi dan kontribusi dari semua lapisan masyarakat dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan, baik dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, OPD lingkup Pemda Boyolali yang berkaitan dengan pendidikan, Dewan pendidikan, Komisi 4 DPRD, Komite Sekolah, Satuan Pendidikan, Pendidik dan tenaga kependidikan. Semuanya memiliki orientasi yang sama dalam peningkatan mutu pendidikan ini untuk maju dengan bekerja bersama, sebaik-baiknya dalam mengawal menyiapkan SDM berkualitas di Kabupaten Boyolali”. Tegasnya.
Untuk program literasi, M. Said Hidayat menyampaikan bahwa di Kabupaten Boyolali telah memiliki program Boyolali Kaya Cerita di mana ini merupakan Program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan membuat beberapa buku dari cerita lokal atau cerita rakyat yang ada di 22 kecamatan. Buku itu berisi cerita lokal atau cerita rakyat dari para penulis yang berasal dari 22 kecamatan di Kabupaten Boyolali yang ditulis oleh guru-guru yang ada di Kabupaten Boyolali.
“Sampai saat ini baru kabupaten Boyolali yang memiliki perda yang pertama yakni, tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Perda tersebut tertuang pada No 18 Tahun 2022. Perda tentang wawasan kebangsaan dan Pancasila ini baru dimiliki kabupaten Boyolali. Cerita lokal atau cerita rakyat ini merupakan dari implementasi Perda dimaksud di atas agar anak didik di samping memiliki wawasan kebangsaan dia harus memiliki wawasan lokal yang kuat sehingga menjadi dasar untuk mencintai daerahnya sendiri menuju cinta kepada bangsa dan negara. Di samping itu dengan anak menguasai dan mengetahui cerita lokal maka cerita ini tidak akan hilang di masyarakat. Jadi ketika cerita-cerita lokal dibukukan, maka generasi yang belum mengenal dapat lebih mengenal.
“Kami menghimpun konten lokal dari 22 kecamatan, dan di situ terdapat penutur asli dari cerita tersebut sehingga mudah dibukukan dan ditulis ulang kembali oleh penulis yang berasal dari guru SD dan SMP, berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan dari para penutur. Boyolali Kaya Cerita memberikan bekal terbaik tentang literasi daerah kepada anak didik sehingga mereka memiliki dasar yang kuat menguasai literasi berdasarkan kearifan lokal”. Tegasnya.
Terkait yang disampaikan oleh Kepala BPMP dalam presentasinya tadi, Saya sebagai bupati Boyolali menugaskan kepada Dinas Pendidikan dan OPD. terkait agar melaksanakan program yang ada yang menjadi target dan capaian dari kabupaten Boyolali sehingga bisa meningkatkan mutu pendidikan secara terus-menerus baik capaian literasi maupun Numerasi. Terkait dengan regulasi yang diharapkan diterbitkan oleh Pemda Boyolali kami akan merealisasikan secepatnya.
“Sebagai OPD yang mengawal peningkatan mutu pendidikan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan beserta dengan pejabatnya kami mohon agar melaksanakan seperti yang dipresentasikan Kepala BPMP Provinsi Jateng tadi yang berjumlah 40 kegiatan, sehingga capaian itu bisa dilihat berdasarkan data sebagai bahan untuk peningkatan mutu secara umum di Kabupaten Boyolali”. Pesannya.
Mulida Koordinator Waliwilayah Kabupaten Boyolali menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Bupati dan para pejabat yang menghadiri audiensi ini sehingga terjadi kerjasama yang erat antara bbbmp Provinsi Jawa Tengah bersama dengan pemda Boyolali dalam mengawal peningkatan mutu pendidikan.
“Saya sebagai koordinator wali wilayah kabupaten Boyolali berharap dengan pertemuan ini ada tindak lanjut yang signifikan dalam peningkatan capaian literasi numerasi di Kabupaten Boyolali melalui kegiatan pendampingan, Coaching Clinic, Bimtek sehingga para guru memiliki kualitas yang sama dalam penerapan pembelajaran di kelas dan para siswa memiliki pemahaman yang utuh dalam penguasaan literasi dan numerasi. Selanjutnya agar regulasi segera bisa diterbitkan untuk menjadi dasar bagi peningkatan mutu pendidikan melalui program sekolah penggerak, implementasi kurikulum merdeka perencanaan berbasis data dan regulasi sekolah sehat di Kabupaten Boyolali”. Harapnya.