Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Published On: 1 February 2021Categories: Artikel Populer, Headline

Elisabeth Risa Kurniastuti, S.Psi, M. Si

Waka Kurikulum SD Kristen 3 YSKI Semarang

 

Kemajuan tekhnologi yang tak terelakkan harus dihadapi dan disikapi dengan bijak. Pemakaian gadget dan pemanfaatan internet menjadi konsumsi manis dan menarik bagi anak-anak jaman now. Mereka akan lebih memilih memainkan smartphone sebagai kegiatannya yang utama. Memilih ke toko pakaian, cafe atau resto dibanding ke toko buku. Memilih memutar youtube, bermain game di ponsel, menggunggah foto di media sosial dibandingkan dengan duduk diam membuka buku dan membacanya.

Membudayakan membaca memang tidak mudah, memiliki tantangan tersendiri di era modern saat ini. Literasi sekolah merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk membudidayakan gerakan membaca dan menulis di sekolah. Kegiatan ini sangat bermanfaat, salah satunya melatih siswa untuk menyerap informasi yang dibaca (membaca) serta mampu merangkum dengan bahasa sendiri (menulis). Namun demikian, kegiatan pembiasaan membaca pada prosesnya bukan merupakan hal yang mudah bahkan siswa cenderung bosan dan menarik diri. Siswa membaca sekedarnya ketika tuntutan membaca tidak dikemas dalam proses yang menyenangkan.

Siswa membaca namun seringkali tidak fokus pada apa yang mereka baca, tak jarang pula mereka tidak mampu mengambil kesimpulan dari bacaan tersebut. Pada siswa tertentu pembiasaan membaca mungkin merupakan kegiatan yang dinanti, namun tidak demikian pada siswa lainnya. Pada akhirnya, kegiatan literasi sekedar dijalankan sebagai sebuah program sekolah saja, tujuan mulianya tidak tercapai.

Sekolah perlu berbagai strategi yang bervariasi dalam melaksanakan kegiatan literasi sehingga kebutuhan siswa dengan berbagai karakteristik dapat terpenuhi dan pada akhirnya tujuan kegiatan tersebut dapat tercapai. Kegiatan literasi di sekolah merupakan tanggung jawab seluruh guru, tidak hanya pada mata pelajaran bahasa saja, guru harus mampu menyediakan kegiatan membaca dan menulis yang menyenangkan dan bermakna.

Morning Hello bisa menjadi salah satu cara melaksanakan kegiatan literasi di sekolah. Morning Hello merupakan kegiatan membaca buku atau mencari definisi sebuah kata, bisa dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing lainnya. Sesuai dengan namanya, kegiatan ini dilakukan di pagi hari sebelum rangkaian kegiatan belajar mengajar dimulai. Kegiatan ini seolah menyapa siswa dengan hangat di pagi hari, tak hanya tujuan literasi yang tercapai  namun juga memberikan semangat dan sukacita bagi siswa belajar sepanjang hari.

Tujuan Morning Hello selain membudayakan siswa untuk gemar membaca, juga untuk melatih siswa berfikir kritis melalui isi buku yang dibaca, menambah pengetahuan, serta sharing pengalaman dan pengetahuan antarsiswa. Selain membaca, siswa juga menulis tentang pengetahuan-pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Melatih komunikasi siswa untuk menyampaikan pengetahuan apa yang mereka terima dan menyampaikan secara langsung kepada teman dan guru.

Morning Hello berisi kegiatan literasi yang variatif. Siswa membaca buku kemudian menemukan kata yang belum dimengerti artinya lalu menuliskan pada sebuah area yang telah disediakan untuk menghindari hilang atau lupa kata, kemudian mereka akan saling berbagi kata atau kalimat satu dengan lainnya. Setiap siswa diberikan kesempatan untuk saling menanggapi dan berpendapat, guru hanya sebagai fasilitator.

Variasi Morning Hello lainnya adalah siswa membaca buku lalu menceritakan ulang pada teman-temannya. Siswa menuliskan informasi yang didapatkan pada kertas kecil berwarna warni dan ditempel pada tempat yang telah disediakan, misalnya di dinding kelas atau area literasi lainnya. Tempat tersebut harus representatif dan mudah dijangkau siswa, sehingga setiap saat siswa dapat membaca ulang kata-kata yang pernah mereka tempel. Selain itu tempat informasi tersebut harus menarik, bisa dengan diberi hiasan tertentu yang secara periodik berganti sehingga siswa tidak bosan melihatnya.

Kegiatan Morning Hello memberikan banyak manfaat, selain siswa gemar membaca, mereka juga mendapat banyak pengetahuan baru, kosakata makin banyak, serta secara tidak disadari, siswa juga belajar menuliskan informasi kepada khalayak umum.

Dengan demikian kegiatan literasi menjadi hidup dan menimbulkan semangat baru setiap pagi bagi siswa karena siswa bertanya-tanya, kata-kata apa yang akan saya dapatkan pagi ini dan informasi apa yang akan saya sampaikan kepada teman-teman. Kegiatan literasi tidak lagi membosankan namun sebagai sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh siswa bahkan manfaatnya langsung bisa dirasakan dengan bertambahnya kosakata siswa setiap hari. Morning Hello dapat diterapkan baik di kelas kecil maupun kelas besar sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa masing-masing dengan variasi bacaan yang disediakan.