Foto: Kepala BBPMP Jateng Nugraheni Triastuti, SE,. M.Si didampingi Kapokja 2, Dr. Alif Noor Hidayati, M.Pd. Saat sharing Kunjungan BBPMP Jatim hari Selasa (19/12/2023)
Kota Semarang – – Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur (Jatim) melakukan kunjungan sharing ke BBPMP Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada Selasa (19/12/2023). Kunjungan ini bertujuan untuk belajar capaian BBPMP Jateng dalam mencapai target dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Rombongan tim BBPMP Jatim diterima di ruang B.24 yang dihadiri oleh para Kapokja dan PIC yang mendampingi selama pertemuan untuk diskusi dengan rombongan terkait materi yang diperlukan.
Kepala BBPMP Jatim, Sujarno, mengatakan bahwa kunjungan sharing ini merupakan bagian dari upaya BBPMP Jatim untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh Kemendikbudristek.
“Kami membawa tim 21 orang untuk dapat belajar bersama dengan BBPMP Jateng yang telah mendapatkan penghargaan Duta Merdeka Belajar 2023,” kata Sujarno.
Kepala BBPMP Jateng, Nugraheni Triastuti saat memberikan keterangan kepada para peserta mengatakan bahwa SDM memiliki kompetensi yang diperlukan dalam menerjemahkan kebijakan Dirjen dan melalui LDP untuk membagi pekerjaan dimana para WP diminta menjadi narasumber di tempat lain.
“Berbagai sumberdaya, Program dan sinergi yang merupakan satu kesatuan. WP diberi tugas dan diberi komitmen untuk melaksanakan tugas di BBPMP Jateng dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan dan bisa menempatkan diri dan bisa membagi waktu serta memposisikan diri untuk memberi nilai positif lembaga”. Ungkapnya.
Nugraheni juga menjelaskan terkait sistem yang dilaksanakan di BBMP Jateng terkait perkembangan SDM dan sistem kerja yang memudahkan pelaksanaan dan capaian Kebijakan Merdeka Belajar.
“Para Kapokja, PIC, dan penanggungjawab kegiatan telah bekerja dengan baik sehingga sistem ini memudahkan manajemen SDM di BBPM Jateng, baik dalam peningkatan kompetensi maupun akuntabilitas SAKIP yang melibatkan seluruh Pokja dan mengupdate Renstra setiap 5 tahun sekali, SPI (Satuan Pengawas internal) mengaudit keuangan di BBPMP Jateng”. Tambahnya.
Sebagai bentuk layanan informasi, ada Sistem Aplikasi yang dimiliki oleh BBPMP Jateng di akses oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan mereka bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh daerah, layanan ini merupakan hal penting dilaksanakan.
“Layanan ini membutuhkan SDM yang khusus menanganinya agar dapat berjalan dengan baik. Sedangkan
Pada kesempatan sharing ini, Alif Noor Hidayati, Kapokja 2 BBPMP Jateng, menyampaikan berbagai capaian BBPMP Jateng dalam mencapai target 40 objective. Salah satu capaian yang ditekankan oleh Alif adalah pelaksanaan PMO (Project Manajemen Operasional) di daerah yang melibatkan OPD (Organisasi Perangkat Daerah).
“PMO ini merupakan salah satu strategi kami untuk memastikan tercapainya target 40 objective,” kata Alif. “PMO ini melibatkan OPD terkait di daerah untuk bersama-sama menyusun rencana kerja dan melakukan monitoring dan evaluasi.”
Santi, dari BBPMP Jatim, menanyakan dukungan pelaksanaan PMO. Ia juga menanyakan apakah PMO dapat mengundang DPRD dan organisasi profesi dalam menghadirkan dalam PMO. Selain itu, Santi juga menanyakan kolaborasi untuk audiensi dengan Bupati dan DPRD serta sistem kerja PIC.
Alif menambahkan bahwa BBPMP Jateng mendapatkan dukungan penuh dari Pemda dalam pelaksanaan PMO. Selain itu, BBPMP Jateng juga menjalin kolaborasi dengan DPRD dan organisasi profesi dalam pelaksanaan PMO.
“Untuk audiensi dengan Bupati dan DPRD, kami juga melakukan kolaborasi dengan Kemenag dan capaian SPM,” kata Alif. “Kami juga melibatkan mitra pembangunan dalam pelaksanaan PMO.”
Alif juga menambahkan bahwa BBPMP Jateng memiliki banyak PIC Kegiatan yang bertubi-tubi. Oleh karena itu, BBPMP Jateng harus memastikan bahwa program tersebut dapat diteruskan kepada daerah.
“Kami juga melakukan rakor dengan daerah untuk menjalin kebersamaan dengan Pemda,” kata Alif. “Karena kedekatan, sebanyak apapun kebijakan bisa dikomunikasikan dengan baik.”
Dedy Gunawan, Kapokja 3 BBPMP Jateng, menambahkan bahwa sistem kerja PIC dalam merancang kegiatan harus berorientasi pada output dan outcome. Hal ini untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan dapat memberikan dampak yang nyata bagi peningkatan mutu pendidikan.
“PIC harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan,” kata Dedy. “PIC juga harus memiliki strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.”
Dedy juga menekankan pentingnya kolaborasi antar PIC dalam merancang kegiatan. Kolaborasi ini diperlukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan dapat saling melengkapi dan memberikan dampak yang lebih besar.
“PIC harus saling terbuka dan berdiskusi untuk mendapatkan solusi yang terbaik,” kata Dedy.
Pendapat Dedy Gunawan ini disambut baik oleh tim BBPMP Jateng lainnya. Mereka menilai bahwa pendapat tersebut dapat menjadi masukan yang berharga dalam upaya mereka untuk mencapai target 40 objective dan Kebijakan Merdeka Belajar.
Kunjungan sharing BBPMP Jatim ke BBPMP Jateng ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antar UPT dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan capaian rapor pendidikan dan SPM bidang pendidikan.