Semarang – Program Sekolah Penggerak akan segera diserahterimakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi kepada pemerintah daerah. Berbagai perencanaan dan strategi perlu disiapkan agar kesinambungan program dan kegiatan tetap berjalan.
Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah (BBPMP Jateng), Nugraheni Triastuti mengatakan, program sekolah penggerak (PSP) saat ini telah memasuki tahun ke-2. Dalam komitmen antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Pemerintah Daerah, PSP akan diberikan pendampingan selama 3 tahun ajaran dan sekolah melanjutkan upaya transformasi secara mandiri.
“Saat ini program tidak terasa sudah berjalan tahun ke-2 didampingi oleh fasilitator atau pelatih ahli. Harapannya dengan diserahkan ke Pemerintah Daerah, kepala sekolah yang menjalankan sekolah penggerak dapat terus melanjutkan dengan mendapatkan dana khusus dan pendampingan dari pengawas,” kata Heni saat memberikan sambutan pembukaan kegiatan Workshop Penyiapan Bahan Coaching Clinic Bagi Pengawas Pendamping PSP Angkatan 1 Provinsi Jawa Tengah, di BBPMP Jateng, Senin (24/10/2022).
Lebih lanjut dikatakan Heni, selain itu perlu disiapkan juga strategi agar pada tahun 2023, Pemda sudah menganggarkan kegiatan, mempersiapkan dan mengalokasikan SDM khususnya yang ditugasi mendampingi dan memfasilitasi sekolah penggerak sehingga terjadi kesinambungan program. Pendampingan kepada kepala sekolah PSP sebelumnya dilakukan oleh pelatih ahli atau fasilitator yang berasal dari beragam ahli.
Ke depan, setelah diserahterimakan ke Pemda, salah satu strategi yang disiapkan yakni pengawas sekolah yang akan mendampingi para kepala sekolah. “Pasti pengawas sekolah dari dinas pendidikan lebih ahli dari pelatih ahli yang selama ini mendampingi sekolah penggerak,” imbuh Heni.
Tugas Pengawas sekolah ke depan tambah Heni, diharapkan mampu mendorong sekolah pengggerak menjadi teladan bagi sekolah lainnya. Khususnya pada pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar dengan pelatihan secara mandirinya.
Menurut Heni, PSP angkatan 1 ini merupakan PSP perjuangan. Perjuangan yang dimaksud yakni saat diluncurkan, UPT Kemendikbudristek termasuk didalamnya BBPMP Jateng yang saat itu masih bernama LPMP Jateng berjuang dengan menawarkan PSP ke Pemda. Saat itu membutuhkan perjuangan yang luar biasa agar Pemda dan kepala sekolah ikut serta dan membuat komitmen.
Perjuangan yang memberi kesan mendalam tersebut kata Heni, tidak hanya perlu dikenang. Namun diharapkan juga program ini dapat terus berjalan dan memberi manfaat kepada ekosistem sekolah.
“Terutama pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi dan karakter. Serta pada akhirnya bermuara kepada peningkatan mutu pendidikan di daerah,” pungkas Heni.
Workshop Penyiapan Bahan Coaching Clinic Bagi Pengawas Pendamping PSP Angkatan 1 Provinsi Jawa Tengah ini berlangsung pada tanggal 24 hingga 26 Oktober 2022. Peserta yang diundang yakni perwakilan pengawas sekolah dari 10 kabupaten/kota pelaksana PSP angkatan 1. Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan semua hal yang diperlukan oleh pengawas/penilik dalam handover (serah terima) tugas fasilitasi sekolah penggerak. (LUB)