Published On: 22 July 2024Categories: Berita, Headline

 

BBPMP Jateng dan Tanoto Foundation Perkuat Kolaborasi Tingkatkan Literasi dan Numerasi Berbasis Rapor Pendidikan

Kota Semarang – – BBPMP Jateng dan Mitra pembangunan Tanoto Foundation telah bekerjasama dalam beberapa tahun ini Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Jawa Tengah melalaui dukungan di beberapa Kabupaten mitra. Mulai tahun 2025, Tanoto Foundation akan membuat program baru dan akan dilaksanakan sampai tahun 2030 mendatang.

Hal itu disampaikan oleh Sasmoyo dari Tanoto Foundation saat menyanpaikan sambutan pengantar pertemuan dengan BBPMP Jateng yang dilaksanakan di Ruang WBBM BBPMP Jateng pada Senin (22/7/2024).

Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, Dr. Nugraheni Triastuti, SE., M.Si., dalam sambutan penerimaan pertemuan hari ini menekankan pentingnya mutu pendidikan untuk semua jenjang di Provinsi Jawa Tengah. Dalam acara ini, Dr. Nugraheni didampingi oleh Katimja 1, Katimja 4, PIC PDM, serta Waliwilayah Kabupaten Kendal, Tegal, Sragen, dan Kota Semarang dan Konsultan.

Dr. Nugraheni menyampaikan bahwa peningkatan mutu pendidikan meliputi semua jenjang mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, hingga SLB dan pendidikan kesetaraan. “Saya merasa bertanggung jawab untuk jenjang SMK di Provinsi Jawa Tengah, meskipun BBM seni budaya dikelola oleh pusat di Yogyakarta. Kita perlu memastikan bahwa SMK juga mendapatkan perhatian yang sama,” ujarnya. Dr. Nugraheni menambahkan, “Kita tidak bisa hanya fokus pada SD, SMP, dan SMA sementara SMK dibiarkan. Perlu ada intervensi yang menyeluruh.”

Beliau juga menekankan pentingnya kemitraan untuk mencapai target kinerja tahun 2024 terkait penjaminan mutu pendidikan. “Kita harus melihat dari rapor satuan pendidikan yang mencakup kompetensi literasi, numerasi, karakter, iklim keamanan, kebhinekaan, dan inklusivitas. Data dari asesmen nasional ini sangat penting untuk mengevaluasi dan meningkatkan mutu pendidikan,” kata Dr. Nugraheni.

Dr. Nugraheni menjelaskan bahwa peningkatan mutu pendidikan juga berkaitan dengan angka partisipasi sekolah dari berbagai jenjang usia. “Kami sering membawa praktek baik dari masing-masing pemerintah daerah dalam apel pagi, terutama terkait penanganan anak tidak sekolah (ATM). Inovasi dari kabupaten/kota perlu didorong lebih lanjut agar progresnya lebih signifikan,” tambahnya.

Beliau juga menyampaikan beberapa permasalahan yang muncul terkait dengan pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang baru saja berakhir. “Masih ada kesenjangan antara sekolah-sekolah di Jawa Tengah, yang menyebabkan siswa dan orang tua memilih-milih sekolah. Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi ingin semua sekolah menjadi sekolah favorit, ini menjadi tantangan kita bersama,” jelas Dr. Nugraheni.

Dalam pertemuan ini, Dr. Nugraheni juga membahas  mengenai  kerja sama yang dapat dijalin dengan Tanoto Foundation dalam bidang literasi dan numerasi. “Tanoto Foundation telah memfokuskan riset mereka pada numerasi kontekstual dan inovasi parenting untuk numerasi. Ini bisa menjadi peluang kolaborasi untuk penguatan literasi dan numerasi di Jawa Tengah,” ungkapnya.

Anang Roziqin dari Tanoto Foundation, mengatakan bahwa pada tahun 2024 Tanoto Foundation akan fokus pada penguatan kepemimpinan sekolah dalam literasi dan numerasi. “Kami sudah dilibatkan oleh BBPMP sejak Januari 2024, dan harapannya ada lebih banyak kolaborasi yang bisa dilakukan,” katanya.

Anang juga menjelaskan bahwa Tanoto Foundation telah membuat tim riset khusus yang berfokus pada literasi dan numerasi berdasarkan rapor pendidikan “Tahun ini, kami fokus pada numerasi kontekstual yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa melalui konteks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa siswa tidak hanya memahami konsep, tetapi juga dapat menerapkannya dalam berbagai situasi.” Ungkapnya.

Anang  mengusulkan agar advokasi lebih difokuskan pada literasi dan numerasi. “Advokasi kita perlu menampilkan portofolio yang kuat dan dukungan anggaran yang sesuai. Pendampingan terhadap anggaran SPM juga penting untuk memastikan literasi dan numerasi mendapatkan perhatian khusus,” ujarnya.

Anggota rombongaj TF, Sasmoyo menambahkan pentingnya peran orang tua dalam mendukung numerasi. “Sekolah bekerja keras dalam mengembangkan numerasi, tetapi peran orang tua masih sangat kecil. Oleh karena itu, kami juga mengembangkan inovasi dalam bentuk parenting untuk numerasi, yang bertujuan untuk memberdayakan orang tua agar dapat mendukung anak-anak mereka dalam belajar matematika di rumah,” tambahnya.

Dalam pertemuan ini, Katimja 4, Dedi Gunawan menyampaikan terimakasih telah menggunakan juga rapor pendidikan sebagai dasar atau acuan pengembangan. “Penguatan literasi dan numerasi berlandaskan pada data rapor pendidikan. Kami berharap ide dan inovasi dari bawah (fasda) bisa memberikan kontribusi nyata karena rapor pendidikan dapat memberikan gambaran utuh mutu pendidikandi satuan pendidikan,” Jelas Dedi.

Melalui ertemuan ini, BBPMP Jateng berharap dapat menciptakan kolaborasi yang efektif dan inovatif dengan Tanoto Foundation  untuk meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi Jawa Tengah di daerah mitra yang sudah didampingi oleh TF dan BBPMP terus memberikan dukungan sesuai kebijakan merdeka belajar.