Published On: 23 July 2024Categories: Berita, Headline

Semarang – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui Kebijakan Merdeka Belajar melakukan transformasi pembelajaran dalam upaya pemulihan pembelajaran akibat krisis pembelajaran dan pandemi covid 19 melalui program strategis Merdeka Belajar untuk menguatkan satuan pendidikan mengimplementasikan transformasi pembelajaran.

Program strategis tersebut tertuang dalam beberapa episode merdeka belajar diantaranya : Asesmen Nasional (MB 1); Sekolah Aman Berbelanja dengan SIPlah (MB 12); Rapor Pendidikan (MB 19); Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar (MB 15); Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia (MB 23); Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan (MB 24); Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Pendidikan (MB 25). Ungkap Moh. Adi Hartono SE, MM yang mewakili Kepala BBPMP Jateng dalam acara Pembukaan Coaching Clinic Sekolah Inti Transformatif.

Adi menambahkan bahwa harapannya 52.507 Satuan Pendidikan di Jawa Tengah mengalami transformasi karena kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan dengan tujuan mendorong sekolah melakukan transformasi yaitu berpihak pada tumbuh kembang anak, membangun budaya refleksi berbasis data dari rapor pendidikan, terciptanya lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan, inklusi dan hasil belajar yang meningkat sehingga berdampak pada pencapaian kompetensi lulusan, baik kompetensi literasi, numerasi maupun karakter, sehingga terwujud profil pelajar Pancasila.

Adi menyadari bahwa, kenyataan di lapangan pencapaian mutu pendidikan belum merata, terbukti masih cukup banyak satuan pendidikan yang berada di level 1 dan level 2. Tidak meratanya capaian kualitas mutu pendidikan di sekolah dapat berimplikasi pada ketimpangan kualitas pendidikan tambah Adi.

Lebih lanjut Adi juga mengatakan, terbatasnya Sumber Daya dan Infrastruktur menjadi kendala juga dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka. Banyak sekolah di daerah terpencil, termasuk pedesaan, masih menghadapi kendala dalam akses terhadap perangkat teknologi dan buku pelajaran yang memadai. Menyikapi berbagai hal tersebut diatas, BBPMP Provinsi Jawa Tengah sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, menggagas Sekolah Inti Transformatif, berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah di seluruh Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Tengah.

Sekolah Inti Transformatif kata Adi, akan mengimplementasikan transformasi pembelajaran secara utuh dan berkelanjutan (whole school development). Adapun kriteria Sekolah Inti Transformatif Yang pertama Memiliki peningkatan nilai rapor pendidikan setidaknya pada tiga indikator prioritas pada rapor pendidikan (Kemampuan Literasi, kemampuan numerasi, karakter), pengalaman pelatihan PTK, kualitas pembelajaran, Refleksi dan Perbaikan Pembelajaran oleh Guru, Kepemimpinan Instruksional, Iklim Keamanan Sekolah, Iklim Kebhinekaan, Iklim Inklusivitas. Yang kedua Memiliki akreditasi A dan yang ketiga Memiliki komitmen untuk mengimplementasikan dan mengimbaskan serta yang ke empat Memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sarana prasarana yang memadai, jelasnya.

Adi juga menyampaikan bahwa Sekolah Inti Transformatif berkewajiban mengimbaskan implementasi transformasi pembelajaran setelah mendapatkan Coaching Clinic dari BBPMP Provinsi Jawa Tengah kepada Satuan Pendidikan di wilayahnya. Dengan demikian, semua sekolah berpeluang untuk berkembang dalam memajukan sekolahnya. Demikian tandasnya.

Sementara itu Sri Wijayanti, M.Pd selaku PIC kegiatan melaporkan bahwa hasil yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah Terimplementasikannya transformasi pembelajaran di satuan pendidikan secara utuh dan berkelanjutan melalui: 1. Meningkatnya pemahaman dan implementasi transformasi pembelajaran; 2. Meningkatnya pemahaman dan implementasi tentang Asesmen Nasional; 3. Meningkatnya implementasi tentang Rapor pendidikan melalui eksplorasi, unduh, dan analisis, serta Penyusunan RKAS dan ARKAS; 4. Meningkatnya implementasi Kurikulum Merdeka, Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar dan menguatkan komunitas belajar intra sekolah; 5. Meningkatnya implementasi tentang Transisi PAUD SD yang menyenangkan; 6. Meningkatnya implementasi tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan; 7. Tersusunnya rancangan strategi implementasi di sekolah inti dan pengimbasan di sekolah.

Wijayanti juga menyampaikan tentang sasaran kegiatan Coaching Clinic Sekolah Inti Transformatif Angkatan IX yaitu Kepala Sekolah dan guru dari Sekolah Inti Transformatif jenjang PAUD, SD yang berasal dari Kab. Banyumas, Banjarnegara, Sukoharjo dan Kota Semarang dengan jumlah peserta 234. Demikian terangnya.
(TS )