“Ayo Sekolah Maning” Upaya Percepatan Penanganan ATS di Kabupaten Tegal
Slawi – – BBPMP Jateng bekerjasama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal mengadakan kegiatan advokasi bertujuan mempercepat partisipasi pendidikan melalui penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS). Acara yang berlangsung di KWK Dikbud Slawi pada Kamis (18/7/2024) ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan pendidikan di Kabupaten Tegal, Imam Bustoni – PKBM Mahardika, Wardoyo – KWK Dikbud Bojong, Lilik Rachmawi – PKBM Setia Bhakti, Darsono – KKKS, Sunarna – KKKS SMA Kab. Tegal, Sapto – Pengawas Cabdin SMA, Joko Purwanto – Penilik Dikmas, Riyanti – IGTKI, M Arifin – Dikbud Kab. Tegal, Chotimah – HIMPAUDI, Umi F – Dikbud, Risma – Dikbud, Suharto – MKKS SMP, Alfattah – Dikbud, Wachidin – Dikbud, Slamet Darwanto – Cabdin XII, Gandhi Wirawan – Bappeda Kab. Tegal, Agus Prianto – PKBM Joko Tarub, Nur Kartiningsih – Dikbud, Rabbiaini – Pengawas TK.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, Satiyo, dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang hadir dan menekankan pentingnya pembagian waktu mengingat agenda kegiatan yang sangat padat.
“Pemda Kabupaten Tegal, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sedang menggalakkan gerakan “Ayo Sekolah Maning” sebagai upaya percepatan penanganan ATS”. Ungkapnya.
Program ini bertujuan untuk menelusuri dan mengidentifikasi calon peserta didik yang tidak bersekolah secara formal, baik yang disebabkan oleh perpindahan tempat tinggal maupun alasan bekerja. “Sejak tahun 2019, program ini juga mencakup jalur pendidikan non-formal”. Ungkap Satiyo lagi.
Materi utama disampaikan oleh Widyaprada BBPMP Jawa Tengah, Suka, menguraikan berbagai faktor penyebab terjadinya ATS dan APS, seperti anak yang tinggal di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), anak yang bekerja, penyandang disabilitas, anak jalanan, korban penelantaran, anak berkonflik dengan hukum, serta anak dalam perkawinan anak. Menurut data, sampai tahun 2023, sekitar 76,54 persen anak kelas 1 SD di Indonesia pernah mengikuti pendidikan prasekolah dan siap memasuki jenjang pendidikan dasar.
“Angka partisipasi sekolah untuk usia 7-12 tahun mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2022, meskipun belum sepenuhnya pulih. Dalam lima tahun terakhir, capaian APK SM/sederajat terus meningkat, dengan capaian tahun 2023 sebesar 86,34 poin”. Ujar Suka dengan semangat.
Rija, menyampaikan materi tentang dashboard dan rencana tindak lanjut (RTL). Ia menekankan pentingnya peningkatan partisipasi pendidikan di semua jenjang, mulai dari PAUD hingga sekolah menengah, serta perlunya mengoptimalkan peran berbagai pihak, termasuk UPT, Pemda, pengawas, sekolah, dan stakeholder terkait.
“Salah satu langkah yang diambil adalah mengadvokasi cara-cara dan strategi yang baik untuk peningkatan angka partisipasi, serta melakukan fasilitasi diskusi dengan berbagai stakeholders dan mitra pembangunan”. Jelas Rija.
Suka menambahkan, beberapa masalah yang ditemui di Kabupaten Tegal terkait ATS meliputi kurangnya pembaharuan Kartu Keluarga (KK) oleh kepala keluarga, kurangnya pendataan oleh satuan pendidikan, akses ke satuan pendidikan yang jauh, rendahnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan PAUD, serta kurangnya layanan pendidikan bagi anak disabilitas.
“Selain itu, aturan masuk SMP/MTs yang mensyaratkan ijazah MDTU dan imbas aturan zonasi PPDB pada jenjang SMA juga menjadi kendala”. Tambahnya.
Strategi yang diusulkan untuk mengatasi masalah ini meliputi sosialisasi pembaharuan KK, pendataan oleh satuan pendidikan, penyediaan transportasi atau bantuan biaya transportasi.
“Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, layanan pendidikan bagi anak disabilitas merupakan strategi yang dilakukan dalam mengatasi percepatan penyelesaian ATS di Kabupaten Tegal”. Pungkas Suka kepada para peserta.