SRONDOL KULON, LPMP JATENG – Menyambut pergantian tahun 2018 dan 2019, LPMP Jawa Tengah gelar pengajian awal tahun, 3 Januari 2019. Pengajian dilaksanakan di aula utama LPMP Jateng, Jl. Kyai Maja Srondol Kulon Semarang. Kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB dihadiri oleh seluruh karyawan, pejabat teras dan para sesepuh LPMP Jateng.
Dalam sambutannya, kepala LPMP Jawa Tengah, Harmanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan agar seluruh karyawan mendapatkan semangat baru untuk dapat bekerja dengan lebih baik di tahun 2019.
Dalam kesempatan itu, kepala LPMP Jateng menyampaikan sebuah falsafah lebih baik mewariskan pohon kelapa daripada pohon pisang kepada para karyawan karena pohon kelapa lebih tahan lama membawa manfaat daripada pohon pisang. “Pohon pisang sekali ambil buahnya langsung habis, pohon kelapa bisa tahan lama, bahkan bertahun-tahun, dengan segala manfaatnya” pungkas mantan kepala LPMP Sulawesi Selatan dan LPMP Yogyakarta ini.
Dalam sambutannya Harmanto juga mengingatkan seluruh karyawan agar mengutamakan pekerjaan-pekerjaan yang fardu daripada yang sunnah. “Pekerjaan kita yang fardu adalah terkait penjaminan mutu pendidikan” ujarnya.
Hadir sebagai pembicara dosen IAIN Walisongo Semarang, Ustadz Fahrurozi. Dalam ceramahnya ustadz yang juga menjabat sebagai ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Semarang mendorong agar di tahun 2019 seluruh karyawan LPMP dapat bekerja dengan lebih baik dengan menerapkan beberapa strategi yang syar’i. “Di antara strategi yang baik adalah dengan lebih fokus kepada tugas-tugas utama dari pada tugas yang bersifat tambahan, sebagaimana di katakan Pak Harmanto tadi” ucapnya.
Hal lain yang disampaikan adalah agar kita tidak selalu melihat nikmat orang lain, karena akan berdapak kurang baik pada diri kita. “Jangan suka melihat nikmat orang lain. Jika kita selalu melihat nikmat orang lain, maka hidup kita tidak akan tenteram. Manusia cenderung untuk berpikir negatif atas capaian orang lain”, pungkas Ustadz Fahrurozi.
Hal lain yang disampaikan pemateri adalah jangan suka mengeluh. “Janganlah seperti orang bingung, yang kalau hujan mengeluh, kalau terang pun mengeluh. Ketika kita mendapatkan pekerjaan yang sedikit kita mengeluh: seperti kuburan, kita mendapat banyak pekerjaan mengeluh: seperti romusha. Seolah-olah tidak ada yang benar di hadapan kita”, tegas sang ustadz. “Dalam kehidupan terkadang apa yang kita inginkan tidak kita dapatkan, tetapi yang kita dapatkan bukanlah yang kita inginkan, kuncinya bagaimana kita menyikapinya. Ridho membuat hati kita tentram, tidak ridho membuat hati tidak tentram” Ungkapnya.
Pengajian diakhiri dengan doa bersama seluruh sesepuh, pejabat, karyawan dan tamu undangan, dipimpin oleh pemateri, Ustadz Fahrurozi. (DG)