Kemanfaatan Program Sekolah Penggerak (PSP) semakin dirasakan satuan pendidikan. Dampaknya tidak hanya dirasakan sekolah, dinas pendidikan setempat juga turut merasakan aura manfaat kehadiran PSP.
Demikian dikatakan Joko Sumarno, Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga saat membuka kegiatan rapat koordinasi tim PMO (Publik Manajemen Officer) Program Sekolah Penggerak (10/8/2022). Rapat ini merangkum berbagai persoalan yang terjadi pada Program Sekolah Penggerak (PSP).
Rakor PMO PSP ini digelar di aula Jenderal Sudirman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga. Para peserta berasal dari Kepala Sekolah yang termasuk dalam Sekolah Penggerak Angkatan 2 serta para pengawas sekolah.
Menurut Joko, dari pemantauan instansinya, satuan pendidikan merasakan kemanfaatan PSP. Banyak hal yang berubah dari kebiasaan dan rutinitas di sekolah. “Kebiasaan dalam arti positif. Auranya sekolah penggerak itu terlihat dibanding yang belum menjadi sekolah penggerak. Itu terlihat bagaimana sekolah mengembangkan lingkungannya baik internal dan eksternal,” kata Joko.
Di lingkungan internal lanjut Joko, pengembangan di dalam lingkungan sekolah dengan arah orientasi pembelajarannya dan peserta didiknya. Sementara di lingkungan eksternal pengembangan dengan masyarakat di luar gedung sekolah juga terlihat dampaknya.
“Pengembangan karakter luar biasa dampaknya terlihat. Karakter menuju profil pancasila seperti tujuan dari Sekolah Penggerak begitu terasa di sekolah. Peserta didik tidak hanya memahami tapi juga mempraktikannya,” imbuh Joko.
Lebih lanjut dikatakan Joko, keuntungan dari keikutsertaan dalam PSP tidak hanya pada anggaran. Selain mendapatkan dana bantuan afirmasi, bagi para kepala sekolah dan guru yang terlibat dalam PSP menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan karir. “Ibarat menaiki kendaraaan, terlibat dalam PSP telah memiliki SIM untuk menggunakan dan melanjutkan perjalanan dengan kendaraan yang lebih baik,” kata Joko.
Dengan tingginya semangat tersebut, Joko berharap tidak ada pembatalan atau penghapusan sekolah yang sudah mendaftar dan ikut seleksi Sekolah Penggerak. Saat ini di Kabupaten Purbalingga beberapa sekolah ikut serta pada PSP angkatan ke-tiga. “Untuk TK ketambahan 7 sekolah sehingga sekarang menjadi 16 sekolah. Semua TK Pertiwi tidak ada TK negeri. Sementara untuk jenjang SD bertambah 9 sehingga total menjadi 23 sekolah,” tambah Joko.
Hal senada juga disampaikan salah satu peserta PMO Kabupaten Purbalingga kali. Agus Lindu, Kepala Sekolah SMPN 3 Bobotsari Kabupaten Purbalingga menuturkan, sejak difasilitasi dalam model pembelajaran di sekolah penggerak, ada perkembangan yang siginifikan pada fasilitasi belajar.
“Aktifitas dari anak meningkat, hal ini dilihat dari apa yang mereka lakukan di kelas. Anak lebih aktif, merasa difasilitasi. Penugasan juga dilakukan pada peserta didik yang menyesuaikan dengan potensi mereka, sehingga anak merasa senang belajar dan tidak tertekan seperti biasa,” kata Agus.
Ditambahkan Agus, melihat perkembangan tersebut, beberapa guru dari kelas lain turut mencoba mengimplementasikan pembelajara serupa seperti itu. “Perlahan kami akan coba dan berbagi sehingga dampaknya terasa pada peserta didik,” tambah Agus.
Sementara itu, mewakili Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah, Sujino, mengatakan Kabupaten Purbalingga termasuk salah satu kabupaten yang terbaik dalam PSP. Hal ini terlihat dalam beberapa kali PMO termasuk juga saat itu, jumlah yang hadir baik peserta maupun pimpinan daerah cukup signifikan.
“Ini menjadi salah satu parameter, kehadiran pimpinan daerah melalui pimpinan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam PMO sebagai bentuk kepedulian dan keseriusan pemerintah daerah dalam mendukung program sekolah penggerak,” kata Sujino yang merupakan pejabat fungsional Widyaprada Ahli Muda BBPMP Provinsi Jawa Tengah ini.
Sujino juga berharap, dalam pertemuan PMO ini, tidak hanya berbagai solusi dari berbagai masalah yang dihasilkan. Namun juga sebagai ajang silaturahim dan berbagi praktik baik dalam penyelenggaraan Sekolah Penggerak. (LBS)