Seri Mengenal Model Pembelajaran Berbasis Aktivitas Peserta Didik
Lulud Prijambodo Ario Nugroho *)
Perubahan proses belajar peserta didik telah terjadi. Dari proses belajar dalam kelas dengan menerapkan model pembelajaran langsung, secara drastis mereka harus berubah menjadi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran jarak jauh. Memang diakui perubahan drastis ini banyak keluhan baik dari orang tua, guru, pun peserta didik. permasalahan mendasar para guru pada awalnya adalah gaptek teknologi. Tetapi pada akhirnya hampir sema guru kita sudah mampu mengelola pembelajaran secara daring, hanya saja mereka terlalu focus melakukan pembelajaran secara virtual konferens, baik itu menggunakan teamsnya Microsoft, meetnya google atau zoom. Hal ini mengindikasikan bahwa proses belajara yang berkembang baru sebatas mengubah “tools” saja. Dari tatap muka secara langsung di kelas, menjadi tatap muka secara virtual.
Prosedur pengelolaan sekolah dan prosedur pembelajaran di kelas, memang sudah diluncurkan oleh kementerian Pendidikan, kebudayaan dan ristek. Prosedur tersebut banyak sekali membantu baik dinas Pendidikan dan satuan pendidikan, saat mereka akan memulai kembali proses pembelajaran dengan tatap muka. beberapa hal yang sudah disapkan oleh kementerian adalah deteksi resiko pembelajaran saat pandemic, kemudian penyiapan pendidik dan peserta didik tentang cara hidup sehat, vaksin, dan juga target pembelajaran sudah disederhanakan pada capaian keterampilan literasi dan numerasi.
Bagaimana guru membelajarkan para peserta didik, pemerintah melalui program sekolah penggerak, juga sudah diluncurkan secara detil prosedur pembelajaran mulai dari menganalisis kurikulum, memilih kompetensi dasar sampai dengan menjadi sebuah rancangan pembelajaran dan kemudian guru melakukan pembelajaran serta menilai hasil belajarnya. Akan tetapi, Ketika diterapkan pada sebuah pembelajaran, menurut pengamatan pengembang, hanya akan menjadi sebuah rutinitas baru mengenai proses belajar peserta didik. Mengapa? karena guru kita belum terbiasa untuk berganti peran selama melakukan pembelajaran. kalau tidak dipersiapkan sejak dini, maka akan terjadi monotonitas sebuah proses pembelajaran, yaitu pembelajaran langsung, atau lebih dikenal dengan metode ceramah.
Sejalan, dengan beberapa celah yang muncul saat penerapan pembelajaran tatap muka terbatas, pengembang mencoba memberikan contoh aktivitas belajar peserta didik, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bervariatif. Pengembang sepakat dengan snart (2010) tentang penerapan model pembelajaran Hybrid. walaupun, demikian tidak ada salahnya jika pendapat snart tersebut diperkaya dengan ragam model pembelajaran blended maupun flip sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Bart (2014). Sehingga penyiapan rancangan Pembelajaran dikembangkan dengan mengambil dasar model pembelajaran blended,hybrid maupun flliped. Karena dasar penerapan pembelajaran tatap muka terbatas memang berasal dari ketiga ranah model pembelajaran tersebut. Hanya saja pada tulisan kali ini, pengembang fokuskan pada penerapan pembelajaran berbasis sinyal sulit, atau miskin sinyal.
Tujuan
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan deskripsi salah satu alternatif aktivitas pembelajaran peserta didik dimasa pembelajaran tatap muka terbatas bagi pendidik di satuan Pendidikan yang berada di daerah sinyal sulit.
Pembahasan
Informasi negatif tentang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh banyak bermunculan di media social. Beberapa issue muncul terkait dengan borosnya kuota belajar, Susah sinyal, lebih senang peserta didik dalam bermain game daripada belajar atau mencari sumber belajar dan pemanfaatan youtbe lebih sering digunakan sebagai sarana hiburan, belum sampai pada sarana belajar.
Memang pada saat ini, pemerintah sudah memberikan bantuan berupa kuota bagi guru dan peserta didik. Alhamdullillah bantuan kuota tersebut, sangat membantu terhadap keberlangsungan proses belajar di satuan Pendidikan. Tetapi seberapa efektifkah bantuan tersebut di daerah sinyal sulit. Sepertinya permasalahan inilah yang membuat siapapun yang terlibat pada kegiatan pembelajaran disatuan Pendidikan untuk membuat alternatif alternatif pembelajaran lain. Beberapa alternative tersebut antara lain adalah adanya desain pembelajaran “guling” guru keliling, pembelajaran terpadu dengan memanfaatkan radio dan televisi sebagai sumber belajar. dan beberapa desain pembelajaran lainnya.
Pembelajaran tatap muka terbatas merupakan satu alternative pembelajaran yang dapat diterapkan di satuan Pendidikan saat ini. pada pelaksanaannya, pemerintah telah menyiapkan sejumlah protocol yang harus diterapkan oleh seluruh warga belajar. sebab saat ini kita memasuki satu budaya baru tentang cara hidup sehat saat kita mulai bekerja dan belajar secara langsung. Berkait dengan munculnya aturan baru tentang cara menumbuhkan belajar dengan cara baru sangat diperlukan. Pada pembelajaran tatap muka terbatas, maka seluruh siswa tidak masuk sekolah dalam waktu bersamaan dan setiap hari. Akibatnya tentu saja siswa hanya masuk sekolah beberapa jam dalam sehari dan mungkin tidak masuk setiap hari. Tergantung kesiapan sekolah. dalam hal ini ada sekolah yang tiap siswanya masuk seminggu 2 kali, itupun waktu belajar mereka hanya sekitar 2 sampai dengan 3 jam per hari. Nah apa yang akan dipelajari oleh siswa dalam kurun waktu belajar yang pendek tersebut. Nah disinilah peranan sebuah model pembelajaran, supaya hasil belajar dapat maksimal.
Kata kunci kesuksesan pembelajaran adalah penerapan model pembelajaran yang sesuai, apalagi dengan waktu belajar terbatas.Adapun, ragam model pembelajaran saat terjadinya pembelajaran tatap muka terbatas, sangat diperlukan baik bagi guru maupun peserta didik. karena semakin beragam model pembelajaran, maka proses pembelajaran bermakna tentu saja akan semakin segar. Cuma model pembelajaran apa yang diperlukan oleh guru terkait dengan lingkungan belajar yang sesuai, misal sinyal berlebih , atau susah sinyal. Dan tentu saja masih terdapat beberapa kendala lain.
Pembelajaran tatap muka terbatas
Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran tatap muka terbatas, secara umum terdapat tiga model pembelajaran yang secara spesifik dapat diterapkan. Ketiga model tersebut adalah model pembelajaran blended, pembelajaran hybrid dan model pembelajaran flipped. Ketiga model pembelajaran ini memiliki kesamaan, yaitu sama sama menggunakan dua tahap pembelajaran, yaitu tatap muka dan belajar tanpa didampingi oleh guru. Ketiga model pembelajaran, memang tumbuh dengan latar belakang yang berbeda, sebagai mana ditulis oleh snart (2010) dan Bart (2014) dalam masing masing bukunya. Adapun sari dari ketiga model pembelajaran tersebut, pengembang coba tuliskan dalam bentuk sederhana, sebagaimana disajikan pada tabel 1. Dengan ditulis dalam bentuk tabel tersebut, menjadi tampak perbedaan pada penerapan masing masing model pembelajaran.
Tabel 1. perbedaan model pembelajaran blended-hybrid-flipped
Setelah mengerti akan perbedaan tersebut, mudah bagi guru untuk memilih model pembelajaran seperti apa yang sesuai dengan lingkungan tempat guru tersebut bekerja. Berdasarkan tabel, guru juga dapat mengetahui model pembelajaran seperti apa yang memerlukan kuota berlebih dan sinyal bagus. Juga, model pembelajaran seperti apa, jika lingkungan bekerja guru termasuk daerah susah sinyal atau miskin kuota. Boleh pemerintah sudah memberikan bantuan kuota, tetapi perangkat belajar secara daring belum tentu dinikmati oleh setiap siswa. ada juga siswa dengan perangkat belajar yang digunakan secara bersama antara dia, kakak, adik dan orang tua. Selain itu juga memunculkan satu konsep baru, bagaimana jika kita gabungkan antara dua model atau bahkan ketiganya menjadi satu model pembelajaran baru ? Toh utamanya sesuai dengan lingkungan belajar. tentunya hal ini sangat bisa kita lakukan.
Aktivitas belajar peserta didik
Proses pembelajaran tatap muka adalah suatu peristiwa yang sangat dinantikan oleh semua pihak. Pengembangan aktivitas belajar peserta didik sangat diperlukan. Semakin detil rancangan pengembangan rancangan aktivitas belajar, akan menghasilkan proses belajar secara maksimal. Pengembangan rancangan aktivitas belajar, dapat dilakukan oleh guru, dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti disajikan pada gambar 1.
Aktivitas pembelajaran dikembangkan oleh guru, dengan memperhatikan beberapa komponen yang mempengaruhi proses pembelajaran. komponen tersebut, meliputi pada materi ajar, ketersediaan sumber belajar (baik secara offline ataupun online, ketersediaan perangkat pendukung pembelajaran (untuk pembelajaran offline atau online), budaya belajar di satuan Pendidikan dan lingkungan belajar yang berkembang. Komponen-komponen tersebut menjadi dasar bagi guru untuk menentukan model pembelajaran, dan selanjutnya dikembangkanlah aktivitas belajar peserta didik yang sesuai.
Dengan memperhatikan komponen-komponen belajar tersebut, guru dapat memilih aktivitas belajar seperti apa yang akan diterapkan saat pembelajaran tatap muka. Penerapan model pembelajaran yang dibahas saat ini, adalah model pembelajaran dengan waktu tatap muka terbatas. Disini, guru mendesain pembelajaran saat tatap muka dan pembelajaran saat peserta didik belajar secara mandiri atau berkelompok tanpa pendampingan langsung oleh guru.
Akitivitas belajar merupakan roh dari sebuah proses pembelajaran, Adapun proses belajar sebaiknya diarahkan menjadi suatu proses bermakna, sehingga memberikan retensi yang cukup lama bagi pembelajarnya (Ausubel). Adapun oleh Siberman, dikembangkanlah ragam model pembeajaran berbasis aktivitas. Saat ini, perlu banget dikembangkan suatu rancangan pembelajaran berbasis aktivitas, namun tetap dilaksanakan secara blended. Berikut, disajikan contoh aktivitas belajar peserta saat terjadi proses pembelajaran. Contoh sengaja dipisahkan antara proses belajar saat tatap muka dengan belajar tanpa didampingi oleh guru.
Tabel 2. Contoh aktivitas belajar peserta didik saat tatap muka dengan ragam kondisi satuan pendidikan
Aktivitas belajar pada tabel, bukan merupakan satu prosedur belajar yang harus dilakukan dalam satu kali tatap muka, melainkan dapat dilaksanakan untuk satu atau dua kegiatan saja dalam satu pertemuan. Satu tujuan utama dalam proses belajar adalah memberikan pengalaman belajar menarik bagi peserta didik, sehingga akan memberikan bekas hasil belajar cukup lama. Pemberian pengalaman belajar menarik, dapat membuat peserta didik bersemangat dalam mempelajari pengetahuan dan guna mendapat pengalaman baru bagi diri peserta didik.
Bagaimana aktivitas belajar tanpa didampingi oleh guru dikembangkan?. Nah kalau pada pembelajaran langsung, biasanya belajar tanpa didampingi oleh guru berupa penugasan atau pekerjaan rumah. Pada pembelajaran yang dikembangkan ini, hampir 80% merupakan proses belajar tanpa didampingi guru. Disinilah guru sering kehilangan kendali proses belajar, jika guru tidak mempersiapkan dengan baik aktivitas belajar peserta didik saat mereka belajar tanpa didampingi guru. Seringnya guru terjebak dengan menganggap belajar tanpa didampingi oleh guru adalah “PR” dengan memberikan Latihan soal, dan membuat peserta didik menjadi “boring”. Terlebih saat peserta didik dihadapkan pada dua pilihan “latihan soal” atau “game”.
Belajar tanpa didampingi oleh guru dapat dipilah menjadi 2 bagian, yaitu belajar mandiri dan belajar berkelompok. Aktivitas belajar peserta didik, dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi, dan model pembelajaran. Adapun pada tabel 3, disajikan hanya sebagai contoh saja dan guru boleh mengembangkan aktivitas belajar peserta didik.
Tabel 3. Contoh aktivitas belajar peserta didik tanpa didampingi guru
Nah contoh aktivitas belajar tersebut dapat diskenario secara detil oleh guru, sehingga kegiatan belajar dapat dinamis dan menarik.
Penutup
Demikian guru, sedikit paparan tentang aktivitas belajar seperti apa saja yang dapat diterapkan saat proses belajar tatap muka terbatas diberlakukan. Sulit iyalah, tapi bisa diterapkan. Dan tentunya guru juga akan dapat mengembangkan aktivitas tersebut sesuai dengan kondisi di masing-masing sekolah. selamat berjuang, dan apabila berkesulitan silakan konsultasikan dengan kami pengembang teknologi pembelajaran LPMP Jawa Tengah.
Daftar Rujukan
4 menteri. 2020. Pada Tahun Ajaran 2020/2021 Dan Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Kemdikbud.
Fathirul, AN.2020. DESAIN BLENDED LEARNING: Desain Pembelajaran Online Hasil Penelitian. Scopindo Media Pustaka. Surabaya
Siberman, M. 2017. Active learning (101 strategi pembelajaran aktif). Nuansa Cendekia. Bandung.
Bart, M. (2014). Blended and flipped: exploring new models for effective teaching 113 and learning. Faculty focus (Special Report). Madison, Wisconsin: Magna Publications.
Ibnu, T, 2014. Mendesain model pembelajaran inovatif, progressif, dan konstektual : konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum 2013. Jakarta: Kencana
Snart, Jason Allen. 2010.Hybrid learning : the perils and promise of blending online and face-to-face instruction in higher education. Santa Barbara, Calif. : Praeger
Sanjaya Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.jakarta: Kencana Perdana Media Group.
*) Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Muda LPMP Provinsi Jawa Tengah