Published On: 17 December 2020Categories: Artikel Populer, Headline

Oleh : Inggid Hana Rizavega, S.Pd.

 

Apakah yang terlitas dalam benak kalian ketika membaca judul ini? Apakah terlintas kalimat ini? “Rangga, apa yang kamu lakukan pada saya itu jahat!” Haha bukan! Ini bukan soal Rangga yang menyakiti Cinta. Ada sesuatu yang lebih jahat daripada Rangga.

Dewasa ini, Ibu Pertiwi bahkan seluruh dunia sedang dihebohkan dengan virus COVID-19 atau lebih dikenal dengan sebutan Corona. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur). Kondisi ini membuat keadaan berubah 180 derajat. Aktivitas-aktivitas masyarakat dibatasi. Semua orang wajib bermasker dan menjaga jarak minimal 1 meter. Bahkan, berjabat tanganpun sudah tidak diperbolehkan. Lihatkan, betapa jahatnya apa yang dilakukan virus ini! 

Keadaanpun diperburuk dengan semakin menurunnya pendapatan masyarakat karena pemutusan hubungan kerja (PHK). Ya! Corona tidak hanya menjajah kesehatan namun juga ekonomi bahkan juga kondisi mental masyarakat seluruh dunia, khususnya Indonesia. Terkait dengan hal ini, pasti kita bertanya-tanya tentang peran pemerintah. Perlu diketahui bahwa sudah banyak hal yang diupayakan oleh pemerintah, beberapa diantaranya adalah memberikan bantuan, mengadakan pemeriksaan kesehatan, bahkan melakukan berbagai riset untuk menemukan solusi memerangi Corona

Respon masyarakat pun terbagi menjadi 2 kubu. Tak sedikit dari masyarakat yang terus menuntut pemerintah untuk melakukan lebih. Semua orang merasa paling sengsara, mulai dari kalangan masyarakat dengan gaji ratusan ribu, hingga puluhan juta. Semua menyuarakan bahwa gaji mereka tidak cukup karena si penjajah. Tututan terus dilayangkan dan digencarkan hingga keinginan terpenuhi. 

Selain itu, dampaknya juga merambah pada dunia pendidikan. Banyak orang tua beralih profesi menjadi guru. Nah lho! Hal tersebut dikarenakan masyarakat harus berkarantina mandiri di rumah masing-masing untuk mempersempit persebaran virus Corona, maka semua sekolah di Indonesiapun diliburkan. Sehingga, orang tua harus mendampingi anak-anak belajar mandiri dari rumah. Eittts.. Bukan berarti guru jadi makan gaji buta, ya! Guru juga punya perjuangannya sendiri. Mulai dari beradaptasi dengan pembelajaran digital, mengikuti banyak webinar, hingga harus terjaga sampai larut malam demi siswa-siswi tercinta. 

Mari kita tinggalkan dulu sisi kelam dari dampak Corona. Corona memang membawa dampak besar. Namun, beberapa orang memanfaatkan waktu karantina di rumah untuk hal-hal yang sangat positif. Kegiatan-kegiatan tersebutpun bahkan mampu menunjang perekonomian mereka. 

Salah satunyan adalah pengusaha kedai kopi kekinian di Indonesia. Sebetulnya, semua pengusaha di Indonesia sedang mengalami masa sulit karena virus ini. Mereka harus menutup sementara usaha mereka selama kurang lebih 3 bulan. Namun, langkah kreatif yang diambil yaitu dengan menciptakan menu Kopi 1 liter. Siapa sih yang tidak kenal dengan Starbuck, Janji Jiwa, dan Kopi Kenangan? Nah, mereka adalah contoh outlet kopi kekinian yang menerapkan ide kreatif ini. Para pelangganpun tidak perlu bolak balik keluar rumah untuk membeli segelas kopi kekinian favorit masing-masing. Pada sisi pengusaha, selain mampu membangkitkan usahanya kembali, mereka juga membantu memulihkan kembali perekonomian petani kopi di Indonesia. 

Selain itu, keadaan sekarang ini juga menuntut kita untuk selalu menjaga kebersihan dan tidak berbagi makanan dan alat makan. Tidak kehabisan akal, para pengusaha-pengusaha baru memanfaatkan peluang ini dengan menjual berbagai macam alat-alat makan dan minum pribadi. Mulai dari stailees steel straw, sendok garpu lipat, bahkan sekarang pun ada model gelas lipat! Kreatif sekali, bukan? Pengusaha-pengusaha ini memanfaatkan sosial media and e-commerce yang sedang rutin digunakan masyarakat, seperti instagram, facebook, shopee, dll. Nah, bukan hanya perekonomian pengusaha saja yang meningkat, melainkan juga membantu pemerintah mempersempit persebaran virus. 

Bahkan, restoran besar seperti Pizza Hut pun tidak mau berdiam diri. Keadaan yang tidak memungkinkan customer datang ke outlet, maka merekapun berinovasi dengan system jemput bola. Pegawai-pegawai Pizza Hut menawarkan makanan di pinggir jalan. Sehingga, orang tidak perlu lagi turun dari kendaraan, cukup berhenti dan makananpun siap dibawa pulang. 

Banyak juga anak-anak muda hingga orang dewasa yang memanfaatkan kanal Youtube untuk mencoba hal baru. Mereka membuat banyak konten, mulai dari memasak, make-up, hingga tutorial-tutorial unik yang relevan pada jaman sekarang. Selain mengasah kemampuan digital, public speaking, kegiatan ini nantinya juga dapat menghasilkan uang, lho! Bagaimana? Banyak sekali kan kesempatan-kesempatan yang terbuka dimasa-masa sulit ini?

Nah, saat-saat seperti ini adalah saat di mana kita bisa mengembangkan potensi yang kita miliki. Kita bisa mengasah kreativitas kita di bidang digital, menciptakan lapangan kerja baru dengan membuat karya-karya kreatif, dan lainnya. Intinya kita harus bergerak. Membangun negeri tidak hanya melulu soal siapa kamu dan apa jabatanmu. Melainkan, melalui setiap ide-ide kreatif yang mampu mendukung kesejahteraan seluruh warga negara. Bayangkan saja jika seluruh warga negara mau bangkit dan memanfaatkan celah-celah kesempatan yang ada. Tidak hanya kita mengalahkan virus ini, melainkan lonjakan besar perkembangan perekonomian negarapun juga akan didapatkan. 

Bukan saatnya kita berdiam diri dan menyalahkan pemimpin negeri. Ini waktunya kita bangkit dan mengalahkan Corona. Jangan acuh dan tak peduli. Berjuang dan harumkan negeri ini dengan langkah-langkah kecil. Corona tak bisa menghentikan kita!

 
 

juara 3 lomba cipta artikel kategori tenaga kependidikan

dalam rangka memperingati HUT RI ke-75