Published On: 16 August 2023Categories: Berita, Headline

Foto: Para peserta penyelarasan Implementasi Kurikulum Merdeka mengikuti acara pembukaan.

Semarang – – Sebanyak 861 komunitas belajar dari berbagai daerah di Jawa Tengah aktif mengikuti kegiatan penyelarasan implementasi Kurikulum Merdeka yang digelar di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Tengah.

Wiwik Dwi Hery melaporkan kegiatan Penyelarasan Implementasi Kurikulum Merdeka untuk PAUD, SD, SMP, SMA, SLB, Dikmas dilaksanakan sebanyak 11 Angkatan dengan 48 kelas dan 1920 orang peserta. Para peserta ini mewakili Komunitas Belajar dari setiap Kecamatan sebanyak 2 orang dari jenjang PAUD – SD. Sedangkan jenjang SMP-SMA sesuai dengan MGMP.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan guru, kepala sekolah, dan yang terlibat dalam penerapan Kurikulum Merdeka di berbagai tingkatan pendidikan. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka di berbagai daerah di Jawa Tengah berjalan sesuai dengan pedoman dan prinsip yang telah ditetapkan

Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Jateng, Nugraheni Triastuti menyampaikan pentingnya kesinambungan dan kualitas implementasi Kurikulum Merdeka dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di daerah ini.

“Kami apresiasi partisipasi aktif dari komunitas belajar sebagai bukti komitmen dalam mengembangkan pendidikan yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa”. Ungkapnya.

Wiwik Dwi Hery mengatakan, Penyelarasan IKM bagi Kombel Jenjang Dikdasmen:

Dwngan rincian:

Kombel SD = 576

Kombel SMP = 35

Kombel SMA = 35

Kombel SLB = 35

Penyelarasan IKM bagi Kombel PAUD dan Dikmas:

Kombel PAUD = 116

Kombel PKBM = 35

Kombel SKB = 33

Alif Noor Hidayati, Kapokja 2 mengatakan, kegiatan penyelarasan implementasi Kurikulum Merdeka ini diharapkan dapat mendorong sinergi antara pihak-pihak terkait dalam memajukan pendidikan di Jawa Tengah dan berkontribusi pada pembentukan generasi yang siap menghadapi tantangan global.

“Kami sangat mengapresiasi antusiasme dan partisipasi aktif dari 861 komunitas belajar dalam kegiatan penyelarasan implementasi Kurikulum Merdeka”. Ungkapnya.

Alif menambahkan, Penyelarasan IKM ini merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa pendidikan di Jawa Tengah mengikuti arus perkembangan dan kebutuhan zaman.

“Kami berharap kolaborasi ini akan terus berlanjut untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif, kreatif, dan adaptif demi masa depan pendidikan yang lebih cerah.” Ungkapnya lagi

Ketua Pokja 2, Alif Noor Hidayati  juga menyatakan, Partisipasi yang kuat dari 861 komunitas belajar dalam acara penyelarasan implementasi Kurikulum Merdeka adalah bukti nyata bahwa para pendidik di Jawa Tengah telah berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi murid.

“Komunitas belajar diharapkan menjadi wadah learning community bagi pendidik dan tenaga kependidikan. Berbagi informasi informasi kekinian, berbagi praktik baik menguatkan karakter, pembelajaran dan asesmen. Saling menguatkan komitmen bertransformasi pembelajaran sehingga terciptakan student wellbeing.” Tegasnya.

Ardiani Mustikasari sebagai Penanggung Jawab Utama Kegiatan (PIC), ia menambahkan, Kegiatan ini sukses berkat kerjasama semua pihak yang terlibat.

Kami sangat menghargai kontribusi dan semangat berbagi pengalaman dari peserta. Kami berharap momentum ini akan terus mengilhami perubahan positif dalam dunia pendidikan, tidak hanya di Jawa Tengah, tetapi juga di seluruh Indonesia”. Tambahnya.

Kolaborasi dan semangat berinovasi akan terus menjadi pendorong utama dalam menghadirkan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan global. Tambah Ari lagi.

Selama acara berlangsung, peserta diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman, tantangan, dan solusi yang telah mereka temui dalam proses implementasi Kurikulum Merdeka. Diskusi kelompok, workshop, dan presentasi terkait praktik baik menjadi bagian penting dari kegiatan ini.

Para peserta sepakat bahwa penyelarasan implementasi Kurikulum Merdeka adalah langkah positif menuju pendidikan yang lebih berkualitas dan relevan dengan perkembangan zaman. Dengan adanya forum seperti ini, komunitas belajar dapat saling mendukung dan berbagi ide untuk menghadapi tantangan dalam menerapkan pendekatan pendidikan yang lebih modern dan inklusif.

Penulis: Syaifulloh/Editor: Tartib S/Yeni E