Keterangan Foto: Kepala BBPMP Jateng, Nugraheni Triastuti, SE,.M.Si. Widyaprada Utama, Drs. Harmanto, M.Si. Wali Wilayah Kabupaten Sragen, Erni Widiastuti, M.Pd, dan Sudaryanta, M.Si pada apel pagi, Senin (27/2/23) di Aula Sukarno.
BBBMP Jateng – – Kegiatan apel pagi yang dilaksanakan setiap hari Senin di BBPMP Jateng. Agenda apel pada hari Senin (27/2/23) di Aula Soekarno terdiri acara pamit dari Widyaprada Utama, informasi Kepala BPMP, dan informasi dari Wali Wilayah Kabupaten Sragen.
Widyaprada Utama Harmanto dalam sambutan perpisahannya menyampaikan terima kasih atas dukungan dari seluruh rekan selama memimpin kantor LPMP Jateng sehingga bisa meraih beberapa penghargaan dari pemerintah pusat.
“Terimakasih atas kebersamaan ini dengan berbagai capaian bersama untuk kantor kita tercinta ini. Semoga apa yang kita kerjakan bisa menjadi monumen kebanggaan kita bersama dan semoga kinerja berprestasi ini terus menjadi spirit bagi semuanya. Mohon maaf bila ada kekurangan atas kebersamaan ini,” tegasnya.
Kepala BBPMP Jateng, Nugraheni Triastuti dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas dedikasi dan kerja samanya sehingga banyak prestasi yang ditorehkan untuk kantor kita ini.
“Semoga kebersamaan ini terus berlanjut melalui kanal lain agar bisa saling mendukung dalam meraih keberkahan di tempat yang baru. Mohon maaf atas kekurangan dari semua rekan semua”. Tegasnya.
Selanjutnya Kepala BBPMP Jateng, Nugraheni menyampaikan update materi Design Thinking telah di ikuti di Jakarta bersama pimpinan yang lain se Indonesia.
“Apa yang sudah kita lakukan dengan mencari data di daerah untuk mendukung program dalam mendukung kegiatan terkait dengan Design Thinking tersebut. Untuk materi terbaru yang kami terima dari narasumber, bahwa penilaian kinerja nanti berdasarkan capaian 40 Objective dalam pendampingan di daerah,” tegasnya lagi.
Jadi 40 objective itulah nanti yang akan menjadi indikator, lanjut Nugraheni, apakah Bapak dan Ibu memperoleh Tukin. Dan tunjangan yang diterima, bisa berkurang bahkan mendapatkan lebih atau bahkan mendapatkan punishment, jika tidak tercapai. Jadi itu kemarin yang disampaikan oleh narasumber dari KemenpanRB tersebut kepada peserta.
“Misalnya dulu dalam menghitung keuangan dengan menggunakan buku besar. Nah setelah itu berkembang menggunakan teknologi informasi, untuk operasional merekrut pegawai honorernya dan gajinya dipotong pajak, pajaknya digunakan untuk membayar ASN. Sehingga dalam bekerja bisa mengikuti pola perubahan yang terjadi agar target bisa dicapai oleh semua pegawai.” Pesannya.
Selanjutnya disampaikan pesan dari narasumber dari KemenpanRB bahwa untuk semua ASN jika tidak bisa mengikuti perubahan di sana, perlu dilakukan perbaikan. Agar itu dipakai untuk mengawal 40 objective ini, yang menjadi indikator capaian kinerja.
“Dalam kondisi sekarang ini diperlukan kerjasama kolaborasi semua SDM yang ada dalam mengawal daerah untuk mencapai 40 objective yang menjadi target dari pusat. Sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing wali wilayah agar bisa mengkomunikasikan kepada pemerintah daerah dengan mudah dimengerti oleh setiap pemangku kepentingan pendidikan daerah,” tambahnya.
Pada periode 2023 ini, UPT mendapatkan tugas mengawal 40 Objective di Kabupaten/Kota. Kapokja dan tim telah merancang berbagai macam kegiatan yang melibatkan berbagai kepentingan pendidikan di daerah untuk berkolaborasi dalam pencapaian target tersebut.