Published On: 2 March 2023Categories: Cerpen, Dongeng

Oleh: Dr. Mampuono, S.Pd., M.Kom.

(Program Tali Bambuapus Giri)

Davina Amirayaqut adalah seorang gadis kecil yang cerdas dan berani. Dia paling suka dipanggil Davina saja. Davina tinggal di desa kecil bernama Sampangan yang terletak di tengah hutan Menoreh yang luas dan liar. Davina dikenal sebagai gadis kecil yang baik hati dan penyayang di desanya. Dia dicintai oleh warga desa dan para binatang. Desa Sampangan itu terkenal dengan cerita-cerita dongeng yang mengisahkan tentang makhluk-makhluk aneh yang tinggal di hutan.

Hari itu Davina baru saja kembali dari hutan. Ia berpapasan dengan salah seorang warga desa.

Warga desa itu berkata “Hai Davina, bagaimana kabarmu hari ini? Kamu terlihat cerah seperti biasanya.”

“Hai Pak Wawan, kabar baik-baik saja. Saya hanya sedang menikmati hari ini dengan berjalan-jalan di hutan,” kata Davina ceria.

Pak Wawan mangut-mangut lalu bertanya “Oh ya, aku mendengar cerita tentang serigala jahat di hutan. Apa kamu tahu tentang itu?”

“Iya sih, aku sudah mendengarnya. Ini sangat memprihatinkan. Bagaimana jika kita berusaha mencari tahu lebih banyak tentang serigala itu dan berusaha membantunya?” Davina bertanya balik.

Pak Wawan terperanjat dan merasa heran. “Apa? Mengapa kita harus membantu serigala jahat itu? Dia sudah membahayakan kehidupan manusia dan hewan di sekitarnya!” tukasnya tidak setuju.

“Tapi, apakah kita tahu alasan mengapa serigala itu menjadi jahat? Mungkin dia juga punya alasan tersendiri,” tukas Davina.

Pak Wawan menjawab “Tapi, itu hanya dugaanmu. Bagaimana jika kita semua terancam oleh serigala itu?”

“Tentu saja kita harus tetap berhati-hati, tapi saya percaya bahwa kita juga bisa mencoba untuk memahami dan membantu. Setiap makhluk di dunia ini pantas untuk diberi kesempatan untuk hidup dengan baik,” sahut Davina menjelaskan.

Pak Wawan geleng-geleng tidak percaya dan memuji Davina “Hmm, kamu selalu memiliki hati yang baik, Davina. Saya setuju denganmu, kita harus mencoba untuk memahami dan membantu serigala itu.”

“Terima kasih, saya yakin kita bisa melakukan yang terbaik untuk membantu. Kita bisa mencari tahu alasan di balik perilaku serigala itu dan mencari cara untuk membantunya agar tidak menjadi jahat lagi,” jawab Davina bersemangat.

Esok harinya Davina kembali berjalan-jalan di hutan dan melihat banyak binatang yang mengelilinginya. Dia tersenyum bahagia dan mengucapkan salam kepada mereka. “Hai teman-teman! Apa kabar kalian?”

Burung-burung terbang ke tanah sambil berkata “Kami baik-baik saja, terima kasih! Kami senang melihatmu di sini. Apa yang sedang kamu lakukan?”

“Saya hanya berjalan-jalan dan menikmati alam di sekitar kita. Kalian semua terlihat indah dan hidup dengan damai di sini.” kata Davina sambil tersenyum.

Seekor kelinci putih yang lucu melompat mendekat dan berkata “Kami senang kamu datang. Kamu selalu sangat baik dan ramah kepada kami.”

Tupai yang bersarang di dahan pohon dan sedang menyusui anak-anaknya menimpali “Benar, Davina adalah teman terbaik bagi semua makhluk di hutan ini.”

Mata Davina berbinar-binar dan dia tersenyum gembira. Dia sangat senang menjadi teman bagi binatang-binatang di hutan. Dia tahu bahwa mereka semua punya hati yang baik dan selalu siap untuk membantunya jika dia membutuhkan bantuan.

Dengan tersenyum manis Davina berkata, “Terima kasih teman-teman. Saya sangat senang menjadi teman kalian. Saya berharap kita bisa terus hidup bersama dengan damai dan saling membantu satu sama lain.”

Tanpa diduga Serigala tiba-tiba muncul dari balik semak-semak dan berdiri di hadapan Davina dan binatang-binatang yang ada di dekatnya. Semua binatang segera berlarian ketakutan dan mencari tempat bersembunyi. Serigala itu sangat besar dan menakutkan.

“Grrr… siapa yang berani masuk ke wilayahku?” bentak serigala itu. “Siapa namamu?”

Davina dengan keberaniannya mencoba memperkenalkan diri dan menenangkan suasana “Namaku Davina, sahabat semua binatang di hutan. Maaf, saya tidak tahu kalau ini wilayahmu. Saya hanya ingin berjalan-jalan di hutan ini.”

Serigala tertawa menyeringai dan berkata “Grrr… Hahaha, akhirnya aku menemukanmu, Davina. Aku sudah menunggumu.”

Davina terkejut karena Serigala mengenalnya “Apa yang kamu inginkan dariku, Serigala? Bagaimana kau tahu namaku dan mengapa kamu sepertinya begitu marah?”

Serigala berkata, ” “Hahaha… aku sudah lama mendengar namamu. Aku ingin kamu menyerahkan makanan paling enak dan barang berharga yang kamu bawa, dan aku tidak akan membiarkanmu pergi sebelum aku mendapatkannya.”

Davina berusaha mengingatkan Serigala. “Tapi saya tidak memiliki apa yang kau minta. Dan ketahuilah Serigala, itu bukan cara yang benar untuk meminta sesuatu. Kamu harus belajar untuk meminta dengan baik dan tidak merugikan orang lain,” katanya.

“Ah, aku sudah lelah mendengar omong kosongmu, Davina. Sekarang berikan apa yang aku inginkan atau kamu akan menyesal. Mengerti?” hardik Serigala. “Grr… Kamu tahu berapa banyak orang yang hilang di hutan ini karena tidak menghormati wilayahku? Kalau kamu berani macam-macam, kamu bahkan harus membayar dengan nyawamu!” ancamnya.

Davina berusaha tetap tenang dan berkata “Serigala, saya tidak berniat mengganggu wilayahmu. Tolong, apakah kita bisa menyelesaikan ini dengan cara yang lebih baik?”

Serigala memandang Davina dengan licik lalu berkata, “Baiklah, apa yang bisa kamu lakukan untuk meminta maaf atas kesalahanmu?”

Davina berkata hati-hati, “Aku bisa memberikanmu makanan atau barang-barang yang mungkin kamu butuhkah. Apa yang kamu inginkan?”

Serigala menyeringai lalu berkata, “Baiklah, berikan aku makanan paling lezat yang banyak dan barang-barang berharga yang mahal, dan aku akan mempertimbangkan untuk memaafkanmu.”

Davina merasa lega dengan jawaban Serigala. “Baiklah, aku akan berusaha untuk mencarikan makanan yang lezat dan barang yang berharga untukmu. Terima kasih telah mempertimbangkan untuk memaafkanku,” lanjutnya.

Serigala berkata, “Baiklah, cepatlah pergi mencarikan makanan dan barang untukku sebelum aku berubah pikiran dan memutuskan untuk menyerangmu”.

“Baiklah, aku akan pergi sekarang. Terima kasih atas kesempatan kedua ini,” kata Davina lega.

Ada rasa ketidakpastian dan kekhawatiran pada Davina. Apakah dia dapat memenuhi permintaan Serigala untuk mempertimbangkan memaafkannya? Meskipun Serigala memberikan tawaran memaafkannya, Davina masih harus mencari makanan yang lezat dan barang yang berharga untuk diberikan kepada Serigala.

Selain itu, Davina meskipun memiliki sifat baik hati dan suka mengalah, ia sebenarnya juga merasa tidak nyaman dengan permintaan Serigala, karena itu mengarah pada pengeluaran yang besar dan mungkin membahayakan keselamatannya.

Meskipun merasa lega karena Serigala tampaknya bersedia memaafkannya, Davina masih merasa terbebani oleh persyaratan Serigala. Dia juga merasa cemas dan tidak yakin tentang bagaimana dia akan menyelesaikan masalah ini.

Segera ditepiskannya perasaan-perasaan itu, Davina segera mencari makanan dan barang yang diinginkan serigala jahat itu. Setelah mendapatkan barang-barang yang diinginkan Serigala dia segera kembali kepadanya dan berkata, “Maaf, aku sudah mencarikan makanan dan barang yang kamu inginkan. Ini ada daging segar dan beberapa perhiasan.”

Serigala mendekat dengan sikap mencurigakan lalu berkata, “Hmm… Letakkan barang-barang itu di situ.” Davina segera meletakkan makanan-makanan yang lezat dan perhiasan-perhiasan mahal dan indah itu di hadapan Serigala.

Dengan berusaha memberikan yang terbaik, Davina mengira dia sudah berhasil mendapatkan maaf dari serigala jahat itu. Namun ternyata semua itu hanyalah pura-pura. Serigala yang jahat ternyata diam-diam tetap berniat mencelakainya.

“Terima kasih. Tetapi jangan pergi dulu!” hardiknya ketika melihat gelagat Davina akan pergi. Dipandanginya Davina dengan tatapan licik dan jahat, lalu Serigala berkata, “Aku tetap tidak percaya padamu. Kamu mungkin saja telah memberikan barang yang sudah diracun atau menjebakku dengan sesuatu.”

Davina yang sudah berusaha yang terbaik menjadi sedih dan hampir hilang kesabaran. Namun, dia masih berusaha tetap mengalah dan berkata, “Serigala, aku sudah memberikan yang terbaik untukmu. Aku tidak memiliki niat buruk padamu.”

Mendengar perkataan Davina, Serigala yang jahat itu justru berkata sambil mengancam, “Aku tetap tidak percaya padamu. Sekarang kau harus menanggung akibat perbuatanmu. Grrrr…”

Davina mengambil sikap bertahan dan berteriak “Tolong jangan! Aku akan berjuang melawanmu jika harus!”

Dipegangnya batang kayu di dekatnya untuk bersiap membela diri. Serigala tidak menunggu lama lagi langsung menerkam sambil menggeram keras. Davina berusaha membela diri sebisanya dengan mengayunkan kayu itu untuk menahan serangan Serigala. Namun, sayangnya Serigala memiliki kekuatan dan kelicikan yang luar biasa. Setelah menyerang bertubi-tubi akhirnya Serigala berhasil melukai Davina sehingga membuatnya terjatuh dan merintih kesakitan.

Dalam kondisi terdesak dan hidupnya terancam Davina tiba-tiba teringat pada cincin pusaka pemberian ibunya. Cincin itu dia keluarkan dari kantung bekal dan segera dipakainya di jari manisnya yang terluka. Dia meringis karena luka itu berdarah dan terasa sakit sekali. Cincin itu tiba-tiba mengeluarkan jalur-jalur cahaya putih bersinar terang mengikuti aliran darah yang membasahi tubuhnya.

Serigala tertegun dan menatap cincin yang ada di jari Davina dengan hati setengah kecut. “Apa itu? Cincin aneh itu memberikan kekuatan padamu?” tanyanya.

Sambil menggenggam cincin dengan erat Davina berkata, ”Ini adalah warisan dari ibuku. Ketika cincin ini terkena darahku, ia bisa mengubah kayu menjadi pedang pusaka yang dapat mengalahkan musuhku.”

Serigala sambil tersenyum sinis berkata “Ah, gadis kecil, kamu itu bermimpi terlalu besar. Tidak mungkin kamu bisa mengalahkan aku, apalagi dengan cincin rongsok itu.”

Davina memusatkan konsentrasinya dan merapal doa ajaran ibunya untuk memanggil kekuatan spiritual yang membangkitkan kekuatan cincin. Tampak cahaya putih yang menjalar dari cincin dan merambat pada darah di luka-lukanya bersinar semakin cemerlang. Tubuhnya bergetar keras. “Aku tidak akan menyerah padamu!” teriaknya sambil mengarahkan batang kayu kepada Serigala.

Tiba-tiba batang kayu itu diselimuti cahaya kilat yang meledak-ledak. Sejurus kemudian selarik cahaya berwarna ungu menyilaukan tiba-tiba muncul dari langit dengan diikuti ledakan energi sangat besar. Suara bergemuruh bersambung dengan denging yang memekakkan gendang telinga dan menggetarkan angkasa mewarnai peristiwa itu. Tanpa diduga kayu di tangan Davina sudah berubah menjadi pedang pusaka yang memancarkan sinar ungu terang dengan hawa dingin yang luar biasa. Davina memegangnya dengan erat dan menatap Serigala dengan mata penuh tekad. “Sekarang kau akan mendapatkan apa yang kamu cari, serigala jahat!” bentaknya marah.

Serigala meskipun kecut berusaha menggertak. “Hahaha, apa yang bisa kamu lakukan dengan pedang itu, Davina? Kamu hanyalah seorang gadis kecil yang tidak memiliki kekuatan apa-apa!”

“Kekuatan sejati tidak hanya dari fisik, tetapi juga dari hati yang kuat. Dan hatiku dipenuhi dengan cinta untuk melindungi orang-orang dan makhluk yang aku sayangi,” balas Davina tak kalah sengit.

Serigala menjulurkan lidahnya sambil menyeringai memperlihatkan gigi-giginya yang tajam dan mencoba menggertak Davina sekali lagi. “Baiklah, mari kita lihat apakah kamu bisa mengalahkan aku dengan senjata kayumu itu.”

Serigala merasa tertantang dan segera menyerang Davina dengan giginya yang tajam. Namun, Davina tiba-tiba dengan lihai dapat menghindari serangan itu. Tanpa sungkan Davina dengan cepat menyerang balik Serigala dengan pedang pusaka.

Pedang itu mengeluarkan suara gemerisik dan tidak henti-hentinya memancarkan cahaya ungu menyilaukan. Davina bertarung dengan sengit, menusuk dan menebas Serigala dengan keberanian dan kekuatan yang luar biasa. Setelah pertarungan yang berlangsung lama, Davina akhirnya berhasil mengalahkan serigala jahat itu dengan satu pukulan terakhir. Tubuh Serigala terlempar ke udara lalu terbanting ke tanah tak berdaya.

Davina menatap Serigala yang sudah terkapar tak berdaya. Tubuhnya menggigil karena sebagian membeku dan dia merintih kesakitan. Di dalam hatinya Davina sangat bersyukur dan berkata “Terima kasih ibu, cincin ajaibmu atas ijin Tuhan telah menyelamatkan hidupku. Aku akan menggunakannya dengan bijak dan menjaga warisanmu.”

“Kamu sudah menyakiti banyak makhluk hidup dan menyebarkan ketakutan di hutan ini. Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanku dan meminta maaf,” kata Davina.

Serigala jahat menggeliat kesakitan dan menatap Davina dengan mata penuh penyesalan. “Aku menyesal atas perbuatanku. Aku tahu aku telah membuat banyak kesalahan dan menyakiti banyak makhluk hidup. Tolong maafkan aku dan jangan bunuh aku,” pintanya memelas.

Davina merenung sejenak dan teringat kata-katanya saat dia ingin tahu lebih banyak mengapa Serigala berbuat jahat. Dia kemudian memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua pada serigala itu. “Baiklah, aku akan memberikanmu kesempatan kedua. Tapi kamu harus berjanji untuk tidak mengulangi perbuatanku dan hidup dengan damai di hutan ini. Kamu harus belajar untuk hidup bersama dengan makhluk hidup lainnya dengan rasa hormat dan kebaikan,” perintah Davina.

Dengan suara lemah dan penuh penyesalan Serigala berkata “Aku berjanji. Aku akan belajar dan hidup dengan damai di hutan ini. Terima kasih sudah memberiku kesempatan kedua.”

“Mengapa kamu menjadi jahat dan menyerang makhluk hidup di hutan ini?” Davina ingin tahu.

“Aku dulu pernah tersesat di hutan ini dan merasa terancam oleh makhluk hidup lainnya. Sejak saat itu, aku hidup dengan rasa takut dan mencoba melindungi diriku sendiri dengan cara yang salah. Namun, aku tahu sekarang bahwa tidak ada alasan untuk menjadi jahat dan menyakiti makhluk hidup lainnya,” kata Serigala.

Dari cerita Serigala, Davina memahami bahwa Serigala menjadi jahat karena merasa terancam dan takut. Namun, itu bukan alasan untuk melakukan perbuatan yang salah dan menyakiti makhluk hidup lainnya.

Davina memberikan bantuan kepada serigala itu memulihkan kondisi tubuhnya dan mengantarkannya sampai ke kediamannya. Serigala itu menyesali perbuatannya dan bersumpah untuk hidup dengan damai dan kebaikan di hutan itu. Davina merasa senang bisa membantu dan memperbaiki hubungan antara makhluk hidup yang ada di hutan. Setelah itu, Davina pulang dengan selamat dan merasa bangga atas keberhasilannya mengalahkan serigala jahat itu dan menyadarkannya. Dia belajar bahwa meski hidupnya berada dalam bahaya, dia tidak akan pernah menyerah. Dia harus selalu memiliki keberanian, kekuatan, dan semangat yang diperlukan untuk menghadapi segala rintangan dan tantangan yang menghadangnya.

Dari pengalaman ini, Davina belajar bahwa kebaikan dan pengampunan dapat membawa perubahan dalam diri seseorang. Davina memaafkan Serigala dan memberikan kesempatan kedua padanya untuk memperbaiki perilakunya dan hidup dengan damai di hutan. Melalui tindakan kebaikannya, Davina berhasil mengubah Serigala yang dulunya jahat menjadi makhluk hidup yang lebih baik dan damai. Hal ini menunjukkan bahwa ketika kita bersedia memaafkan dan memberikan kesempatan kedua pada orang lain, itu dapat membawa perubahan yang positif dan kebaikan dalam kehidupan kita.

(Ditulis dengan strategi Tali Bambuapus Giri berbasis AI di Sampangan, Minggu Dinihari,19 Februari 2023).